Lebih jauh, Rai berharap agar nantinya bila pemerintah pusat jadi memberi pinjaman lunak ke Bali agar menggunakan bunga yang rendah dengan tenor panjang. "Kami khawatirkan jika pinjaman ini lama disetujui, lebih banyak lagi pengusaha yang ingin menjual asetnya," kata dia.
Ketua Asosiasi Villa Bali, Gede Sukarta, menyebutkan sekarang Pulau Dewata sedang menjadi incaran para investor. Hal ini ditambah dengan banyaknya pengusaha yang ingin menjual properti dan aset-aset lainnya akibat ketidakpastian bisnis pariwisata di tengah pandemi.
"Bahkan saya dengar ada banyak yang sudah dipaksa libur tanpa gaji dan entah akan dipanggil atau tidak. Padahal ada juga yang sudah dapat dana hibah malah tetap memberhentikan stafnya," kata Sukarta.
Soal harga jual hotel ataupun aset lain yang ditawarkan oleh para pengusaha, dia mengaku belum mendalami hal tersebut. Namun menurut pemantauannya pengusaha villa telah banyak yang menawarkan aset kepada broker yang memiliki networking dengan pihak asing. "Semoga segera ada solusi terhadap permasalahan ini," kata Sukarta.
BISNIS
Baca: Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing Kuartal IV 2020 Turun 88,45 Persen