TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi V DPR dari Fraksi NasDem, Tamanuri, mengusulkan pencarian memori kotak hitam cockpit voice recorder (CVR) milik Sriwijaya Air SJ 182 yang mengalami kecelakaan di Kepulauan Seribu melibatkan dukun. Musababnya, ia menilai pencarian menggunakan sistem manual akan sulit dilakukan.
“Pencarian memori CVR dicari itu di dalam lumpur pakai manual. Dengan perangkat saja belum ketemu, ini kita manual. Kita tambah sajalah, tambah dukun. Gampang itu. Kita menggunakan jasa perdukunan,” ujar Tamanuri dalam rapat dengar pendapat Komisi V DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 3 Februari 2021.
Pada saat operasi pencarian, Tim SAR telah menemukan bagian baterai dan casing kotak hitam CVR. Namun kedua bagian itu terlepas dari memori CVR.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun masih terus mencari memori kotak hitam milik pesawat Sriwijaya Air meski proses evakuasi telah dihentikan. Memori CVR berisi rekaman suara dalam kokpit dianggap penting untuk mendukung data investigasi kecelakaan.