“Sehingga sekarang pengusaha enggan untuk memotong lebih banyak. Khawatir tidak terjual dengan harga yang mahal. Tetapi untuk ketersediaan sapi masih tersedia,” ujarnya.
Di kala normal, harga jual daging sapi yakni di kisaran Rp 110 ribu-120 ribu per kilogram. Namun, harganya kini menjadi Rp 130 ribu-134 ribu per kilogram.
“Sudah di atas Rp 120 ribu dan tergantung jenis dan kualitas. Kita punya harga eceran tertinggi dari Permendag (Peraturan Menteri Perdagangan) yaitu Rp 120 ribu. Sekarang sudah sangat melebihi,” ujarnya.
Gin Gin menilai kenaikan harga dipicu adanya kenaikan harga daging sapi di salah satu negara pengekspor daging sapi ke Indonesia, yaitu Australia. Ditambah kondisi pandemi dan cuaca yang buruk juga menjadi salah satu dampak dari kenaikan harga.
“Karena pandemi karena banyak negara seperti Cina banyak memborong. Mereka membeli dengan harga yang cukup tinggi. cuaca juga mempengaruhi produksi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan kalau harga daging sapi terus mengalami kenaikan, maka langkah yang akan diambil Pemkot Bandung yakni dengan mengadakan operasi pasar. "Kalau daging sapi terus naik maka langkahnya paling kita melakukan operasi pasar kita koordinasikan dulu dengan Bulog," ujar Elly.
AMINUDDIN A.S.
Baca juga: KPPU Buka Opsi Selidiki Perkara Kenaikan Harga Daging Sapi di Pasaran