Sementara itu, Mamuju sebagai wilayah paling terdampak di Sulawesi Barat mencatatkan eksposur Rp 9,9 miliar dari 11 risiko. Lalu, eksposur di Kabupaten Polewali Mandar mencapai Rp 66,8 miliar dari 48 risiko, yang terdampak gempa dengan skala VI MMI.
Kabupaten Mamasa mencatatkan skala V MMI, tapi eksposur risikonya mencapai Rp18,04 miliar dari 13 risiko. Catatan eksposur risiko dari gempa Majene dan Mamuju itu akan diperbaharui secara berkala setiap dua pekan selama tiga bulan ke depan untuk mengakomodir perubahan parameter gempa.
Maipark pun mencatat bahwa eksposur risiko di Mamuju terhadap bangunan-bangunan mencapai Rp 8,66 miliar. Sementara itu, eksposur risiko mesin-mesin dan peralatan mencapai Rp 0,39 miliar, persediaan barang-barang Rp 0,41 miliar, serta eksposur lainnya mencapai Rp 0,44 miliar.
Eksposur risiko paling besar terjadi kepada sektor perumahan dan properti yang mencapai Rp 7,14 miliar. Maipark tidak mencatat adanya eksposur di sektor industri, tapi sektor perdagangan mengalami eksposur risiko Rp 2,77 miliar.
Korban meninggal akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat bertambah menjadi 73 orang. Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati saat konferensi pers penanganan bencana di sejumlah daerah menyebutkan bahwa korban tersebar di dua kabupaten.
“Total 73 orang meninggal dunia. Nanti akan kami update lagi,” katanya melalui siaran virtual, Minggu.