TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menyebut dua pertimbangan sebelum BEI mencabut suspensi perdagangan saham PT Indosat Tbk.
"Bursa akan mempertimbangkan unsuspend apabila, pertama, perseroan telah menyampaikan hasil Public Expose Insidentil via IDXnet," ujar Nyoman kepada Tempo, Selasa, 12 Januari 2020.
Baca Juga: Indosat Jelaskan Alasan Tak Lagi Miliki dan Operasikan Satelit
Pertimbangan lainnya, kata Nyoman, suspensi akan dicabut apabila perseroan telah menyampaikan tanggapan permintaan penjelasan yang disampaikan oleh bursa melalui platform penyampaian aspirasi IDX Net.
Hari ini, perusahaan telekomunikasi berkode emiten ISAT itu telah melakukan paparan publik insidentil pada pukul 10.00 WIB sesuai permintaan Bursa Efek Indonesia. Laporan mengenai paparan publik tersebut telah diumumkan melalui keterbukaan informasi IDX pada siang hari ini.
Paparan tersebut antara lain mencakup capaian perusahaan di 2020, potensi kombinasi bisnis dengan PT Hutchinson 3 Indonesia, hingga penjelasan mengenai langkah perseroan yang tidak lagi memiliki dan mengoperasikan satelit.
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia mengunci atau melakukan suspensi sementara perdagangan saham PT Indosat Tbk. mulai Jumat, 8 Januari 2021.
Dalam pengumuman di laman resmi BEI, penghentian perdagangan sementara atau suspensi saham itu dilakukan karena saham emiten berkode ISAT tersebut mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan. “PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham,” tulis BEI.
Adapun, penghentian sementara perdagangan ISAT dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Investor pun diminta mengambil waktu untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada sebelum menempatkan investasinya.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 7 Januari 2021, saham ISAT ditutup naik 8,26 persen ke posisi Rp 5.900 per saham, setelah mengalami koreksi dua hari perdagangan berturut-turut. Namun, pada perdagangan Senin, 4 januari 2021, saham ISAT melejit 14,85 persen.
Selain itu, dalam satu bulan terakhir saham ISAT juga meroket 128,68 persen. Melesatnya saham ISAT tak lepas dari informasi terkait rencana merger dengan Hutchison 3.
CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) menandatangani Nota kesepahaman (Memorandum of Understanding /MoU) dengan Ooredoo Q.P.S.C. (Ooredoo) untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi di Indonesia.
Dilansir dari laman CK Hutchion, Senin, 28 Desember 2020, perwakilan CK Hutchison Holdings Limited Hans Leung mengatakan bahwa proses negosiasi tengah mencapai tahap pembahasan potensi transaksi untuk menggabungkan PT Hutchison 3 Indonesia, anak perusahaan CK Hutchison, dan PT Indosat Tbk. anak perusahaan Ooredoo. “CK Hutchison dan Ooredoo akan melanjutkan negosiasi secara eksklusif hingga 30 April 2021,” kata Hans.
CAESAR AKBAR | BISNIS