Grup maskapai yang didirikan taipan asal Bangka Belitung, Chandra Lie, tersebut juga sempat diterpa konflik internal. Pada September 2019, dua direkturnya, masing-masing pada divisi operasi dan divisi teknik, mengundurkan diri lantaran tak setuju maskapai beroperasi dalam kondisi tak optimal. Saat itu, terdapat laporan identifikasi dan pengendalian risiko atau disebut Hira yang bocor ke publik, menunjukkan bahwa operasional perusahaan memasuki tahap 4A-5A, kondisi rentan bertanda warna merah.
Anggota Ombudsman, Alvin Lie, mengatakan insiden SJ-182 tak bisa seketika dihubungkan dengan kinerja maskapai yang tak optimal. Menurut dia, para operator sudah menakar risiko masing-masing untuk beroperasi di masa pandemi Covid-19. “Banyak maskapai menyusutkan operasi, semua juga sedang berdarah-darah.”
Hingga berita ini ditulis, Tempo belum berhasil menghubungi manajemen Sriwijaya Air terkait kondisi operasional terbaru perusahaan. Komisaris Sriwijaya Air, Yusril Ihza Mahendra, meminta Tempo menghubungi direktur utama perusahaannya, Jefferson Irwin Jauwena. “Kami telah menyepakati bahwa keterangan mengenai musibah Sriwijaya akan disampaikan oleh Pak Jeff,” kata Yusril.
Presiden Direktur Aviatory Indonesia, Ziva Narendra Arivin, mengatakan kelaikan pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya yang diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu tak terpengaruh usia operasinta yang sudah mencapai 26 tahun. Menurut dia, pesawat tetap akan layak terbang, bahkan hingga 30 tahun asal perawatannya sesuai ketetuan otoritas aviasi.
“Pesawat usia 20-30 tahun masih terbang di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, hingga Eropa, untuk penumpang dan kargo," kata Ziva, kemarin.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, mengatakan kecelakaan Sriwijaya melanggar Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 yang mengatur hak keselamatan dan kenyamanan konsumen. “Kami minta penyebabnya dituntas penyebab kecelakaan dari hilir hingga hulu,” tutur dia lewat keterangan tertulis. Tempo belum berhasil mengontak para regulator penerbangan, baik Kementerian Perhubungan maupun Airnav Indonesia.
Baca: Terpopuler Bisnis: Boeing Respons Sriwijaya Air Jatuh, Pendiri Freeport Wafat
FRANSISCA CHRISTY ROSANA | FAJAR PEBRIANTO | YOHANES PASKALIS