Dalam menjalankan tugasnya, Risma diharapkan bisa menghadirkan program kesejahteraan sosial untuk mengentaskan kemiskinan dengan memperhatikan kebutuhan gender, seperti pemberdayaan perempuan kepala keluarga, disabilitas dan lansia.
Hal tersebut tergambar dari proses implementasi bansos pandemi (PKH, Bantuan Tunai dan Beras) yang ditujukan untuk mengurangi kerentanan di tingkat keluarga, terutama pada perempuan dan anak.
“Tantangan bukan sekadar bansos disalurkan, tetapi juga mengidentifikasi pengalaman berbeda yang dialami perempuan yang menjadikan mereka benar-benar membutuhkan bansos,” kata Nopitri.
Terlebih, menurut Nopitri, dampak sosio-ekonomi pandemi mengarah kepada perempuan secara tak proporsional. Krisis pada struktur formal maupun informal mengakibatkan dampak yang tidak sedikit, seperti pengurangan pendapatan dan pemutusan hubungan kerja. Belum lagi, kebijakan pembatasan sosial meninggalkan beban ganda lebih besar terhadap perempuan.
Implikasinya, banyak isu sosial yang muncul pada masa pandemi, seperti tekanan psikologis, kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, kriminalitas dan lain-lain. Hal ini semakin pelik pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah sehingga kehadiran bansos pada masa pandemi dapat menjadi mekanisme pendukung dalam beradaptasi pada krisis.
Baca: Wishnutama, Menkes Hingga Bu Risma Trending di Twitter Usai Pengumuman Reshuffle