TEMPO.CO, Jakarta – Pengoperasian perdana Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, bakal melebarkan pintu ekspor mobil utuh (completely built unit/CBU) dari sejumlah basis produksi yang sebelumnya bergantung pada Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, mengatakan pabrikan mobil membutuhkan waktu untuk mengubah jalur distribusi yang biasa dilalui, namun produsen akan beradaptasi untuk menghemat biaya.
“Butuh proses, tapi produsen di Karawang dan Purwakarta akan mulai mengekspor CBU lewat Subang karena lebih dekat ketimbang Jakarta,” ujarnya kepada Tempo, Ahad 20 Desember 2020.
Dibuka oleh Presiden Joko Widodo sejak kemarin, Pelabuhan Patimban mulai melayani ekspor CBU dengan kapasitas tampung 218 ribu unit, serta area bongkar peti kemas berkapasitas 250 ribu TEUs (satuan kontainer). Dalam cetak biru perencanaan pemerintah, proyek strategis negara ini dikembangkan dalam tiga tahap sejak 2018 hingga 2027 mendatang.
Pengoperasian perdananya ditandai dengan ekspor 140 unit mobil produksi Toyota, Daihatsu, dan Suzuki menuju Brunei Darussalam. Di fase ultimate atau tahap akhir pembangunannya, Patimban ditargetkan bisa menampung 600 ribu unit CBU per tahun.
Menurut Kukuh, Indonesia membutuhkan tambahan pintu ekspor mengingat kapasitas produksi mobil yang masih 1 juta unit per tahun pada saat ini akan menjadi 2 juta, pada 2025. Pada tahun lalu, kata dia, volume ekspor CBU sudah menembus 332 ribu unit.
“Itu belum sampai separuh volume produksi, tapi kan 30-40 persen distribusi domestik juga memerlukan pelabuhan besar,” kata dia.