Budi menyatakan di akhir bulan ini akan ada serapan besar di sektor ini. "Dengan bantuan teman-teman Kementerian Keuangan kita cukup yakin bahwa akan ada dana-dana besar yang terealisasi seperti Sovereign Wealth Fund (SWF), juga dana pinjaman korporasi dan Penyertaan Modal Negara (PMN), yang akan cair akhir tahun ini," tuturnya.
Sebagai gambaran, pemerintah mengalokasikan Rp 15 triliun untuk program SWF. Selain itu pemerintah memberikan tambahan PMN melalui PEN sebesar Rp 7,5 triliun untuk PT Hutama Karya dan RP 1,5 triliun untuk PT Permodalan Nasional Madani.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance, Tauhid Ahmad, menyayangkan lambannya realisasi pembiayaan korporasi dalam program PEN. Para perusahaan calon penerima bantuan dari pemerintah membutuhkan dana cepat untuk bertahan dari pandemi.
Jika diberikan sejak pertengahan tahun, perusahaan dapat memutar kembali dana tersebut untuk modal dan berpotensi mendorong perekonomian. "Di akhir tahun, dia hanya menambal kerugian jadinya," katanya.
Tauhid menuturkan rendahnya serapan tahun ini perlu menjadi evaluasi untuk pelaksanaan PEN 2021. Program dengan efektivitas rendah perlu ditunjau ulang agar dampak bantuan bisa optimal. Sejauh ini, menurut dia, dampak PEN masih belum signifikan mendorong konsumsi. Salah satu indikatornya ialah konsumsi sektor makanan dan minuman yang masih -0,69 persen pada kuartal III.