TEMPO.CO, Jakarta - Kabar merger antara Grab dan Gojek Indonesia masih terus berembus. Pakar ekonomi digital Ibrahim Kholilul Rohman menilai kedua perusahaan saat ini memiliki posisi tawar yang berbeda, bila memang akhirnya melakukan merger.
"Grab memiliki daya tawar lebih tinggi," kata Ibrahim yang juga Kepala Riset Ekonomi PT Samudera Indonesia Tbk ini saat dihubungi di Jakarta, Ahad, 6 Desember 2020.
Alasan pertama, kata Ibrahim, pasar yang dikuasai oleh Grab di Asia Tenggara lebih luas dari Gojek. Gojek memang sudah ekspansi di beberapa negara, walaupun beberapa menuai penolakan, seperti Filipina.
Selain itu, kata Ibrahim, Gojek pun diketahui sudah melakukan beberapa efisiensi bisnis di masa pandemi Covid-19 ini. Beberapa layanan jasa yang tidak menjadi inti bisnis mereka sudah dibuang untuk melakukan efisiensi.
Menurut Ibrahim, Gojek Saat ini sedang kesulitan untuk beradu tarif yang lebih murah dengan Grab. Sehingga walaupun kabar ini belum ada kepastian, Ibrahim menduga Gojek yang memiliki inisiatif atas rencana merger tersebut.
"Kelihatannya Gojek yang menawarkan diri," kata Ibrahim yang pernah menjadi analis Institute for Prospective Technological Studies (IPTS) ini, sebuah lembaga di bawah Komisi Eropa yang berbasis di Seville, Spanyol.
Walau demikian, kedua perusahaan sampai saat ini masih satu sikap soal kabar merger ini. Baik Grab maupun Gojek telah mengambil sikap untuk tidak memberikan komentar terhadap pemberitaan yang mengaitkan kedua perusahaan dengan kemungkinan merger.
"Kami tidak berkomentar mengenai spekulasi yang beredar di pasar," ujar Juru Bicara Grab yang enggan menyebutkan namanya kepada Bisnis.com, Kamis 3 Desember 2020.
Dihubungi secara terpisah, Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita juga menolak berkomentar mengenai perihal merger tersebut. "Kami tidak dapat menanggapi rumor yang beredar di pasar," kata Nila.
Nila pun menegaskan fundamental bisnis Gojek semakin kuat termasuk di masa pandemi. "Beberapa layanan perusahaan, bahkan telah mencatatkan kontribusi margin positif," ujar Nila kepada Bisnis.com.
Ke depannya, lanjut Nila, Gojek terus memprioritaskan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk memberikan layanan terbaik kepada pengguna dan mitra di seluruh wilaya tempat perusahaan beroperasi.