- Manajemen Pertamina menampik kabar penghapusan BBM
Menanggapi rencana itu, Vice President (VC) Promotion dan Marketing Communication Pertamina Dholly Arifun Dahlia mengatakan pihaknya belum berupaya menghilangkan Premium. Namun, dalam program langit biru sampai dengan Desember 2020, dilakukan pengurangan titik pasok.
Pertamina pun cenderung mengedukasi masyarakat untuk menggunakan BBM jenis Pertalite. Kampanye program bahkan menyeragamkan harga Pertalite dengan Premium. "Kemudian dua bulan dikurangi menjadi diskonnya Rp 800, kemudian dua bulan lagi Rp 400. Tapi tetap ada premium sampai Desember," kata Arifun.
Pertamina mencatat porsi BBM Premium terhadap seluruh penjualan BBM sebanyak 35 persen per Februari 2020. Dengan adanya program langit biru, Pertamina menargetkan pengurangan BBM 5-10 persen komposisinya terhadap Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo.
- Ahok buka suara
Ihwal penghapusan BBM Premium, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok turut buka suara. Ia menjelaskan manajemen belum menggelar pembicaraan penghapusan bahan bakar beroktan rendah dalam rapat-rapat bersama direksi.
"Yang saya dengar dalam rapat-rapat dengan direksi, tidak ada rencana penghapusan Premium," ujar Ahok.
Perseroan, ujar Ahok, hanya berencana untuk menggencarkan Program Langit Biru. Program tersebut adalah bentuk promosi untuk mengajak masyarakat merasakan langsung penggunaan bahan bakar dengan kualitas yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dengan udara yang bersih dan sehat.
Melalui program tersebut, Pertamina memberikan harga khusus pembelian Pertalite seharga Premium bagi konsumen kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga, angkutan umum kota, hingga taksi pelat kuning. "Nanti masyarakat tinggal pilih mau tetap menggunakan Premium yang tidak ramah lingkungan, atau menggunakan Pertalite," tutur Ahok.