TEMPO.CO, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia Oktober 2020 kembali mencatat surplus sebesar US$ 3,61 miliar. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko menyebut pengaruhnya datang dari surplus perdagangan nonmigas yang berlanjut.
Pada Oktober 2020, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar US$ 4,06 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya yang sebesar US$ 2,90 miliar. Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati, bahan bakar mineral, serta alas kaki.
"Sementara itu, impor nonmigas mengalami penurunan sejalan permintaan domestik yang belum kuat," kata Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 16 November 2020.
Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menurun dari US$ 504,6 juta pada September 2020 menjadi sebesar US$ 450,1 juta. Menurut Onny, ini dipengaruhi oleh penurunan ekspor migas yang lebih rendah dibandingkan dengan penurunan impor migas.
Di hari yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus Oktober 2020 ini didorong oleh kinerja ekspor yang tumbuh dan impor yang turun. Sepanjang bulan tersebut, ekspor terus melanjutkan tren pertumbuhannya mencapai 3,09 persen (month-to-month/mtm). Sebaliknya, impor justru turun lebih dalam yaitu 6,79 persen mtm.