Meski demikian, Ibrahim mengingatkan bahwa emas adalah investasi jangka menengah hingga panjang dengan kurun 3-4 tahun. Di tengah pandemi, jika masyarakat masih ingin melakukan investasi namun jangka pendek, dia menyarankan tabungan lebih baik diwujudkan dalam bentuk saham atau reksa dana.
Harga emas dalam situs Logam Mulia Antam pada Kamis, 29 Oktober 2020, mengalami penurunan sebesar Rp 12 ribu dari hari sebelumnya. Harga emas menjadi Rp 995 ribu dari sebelumnya Rp 1.007.000. Seiring dengan menurunnya harga emas, harga buyback melemah menjadi Rp 887 ribu.
Ibrahim memperkirakan pergerakan harga emas sampai akhir tahun masih akan mengalami lika-liku. Kendati terjadi penguatan, dia memprediksi angka kenaikannya tak sampai ke level di atas Rp 1.060.000.
Fluktuasi harga emas tak hanya terpengaruh oleh Pemilu AS, namun juga harapan pasar kepada pemerintah Negeri Abang Sam untuk segera menggelontorkan stimulus lanjutan. Meski terus ditunggu, tanda-tanda pemberian stimulus ini belum tampak akan dilaksanakan.
Di sisi lain, harga emas tertekan oleh pengumuman lockdown atau pembatasan kembali beberapa negara di Eropa akibat adanya gelombang pandemi virus corona. Kondisi pasar tersebut ditengarai masih akan terus bergejolak sampai vaksin Covid-19 benar-benar didistribusikan dan diimunisasi ke masyarakat global.
Baca: Harga Emas di Bawah Rp 1 Juta, Analis Prediksi Bisa Turun Lagi Sebelum Pemilu AS