Waskita Karya pun terus berupaya mengejar perolehan kontrak baru hingga akhir 2020 dan optimis target dapat tercapai meskipun terkendala oleh pandemi Covid-19. “Kami fokus pada proyek infrastruktur khususnya yang berasal dari pasar eksternal dan terus meningkatkan diversifikasi ke beberapa jenis proyek baru seperti pipanisasi maupun pengembangan kawasan,” kata Bambang.
Sedangkan pada triwulan IV Waskita Karya menargetkan tambahan nilai kontrak baru dari proyek jalan tol di Sumatera, Kalimantan Timur, dan wilayah Jakarta. Di samping itu, perseroan juga tengah mengikuti proses tender pengembangan commercial center di salah satu negara di Asia Tenggara dengan nilai mencapai Rp 1 triliun.
Perolehan nilai kontrak baru tersebut menjadi 'angin segar' bagi kinerja saham Waskita Karya. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, saham Waskita mencapai level Rp 705 per lembar atau naik 38 persen bila dibandingkan harga penutupan pada awal Oktober yaitu Rp 510 per lembar.
Beberapa analis seperti Mandiri Sekuritas, CGS CIMB, dan UOB Kay Hian, masih memberikan rekomendasi buy (beli) untuk saham Waskita Karya dengan target harga antara Rp 820 hingga Rp 1.100 per lembar. Hal ini menunjukkan Waskita Karya masih memiliki prospek untuk tumbuh ke depan.
ANTARA
Baca: Waskita Karya Siapkan Dana Pelunasan Obligasi Jatuh Tempo Rp 2,5 T