TEMPO.CO, Jakarta – Aktivitas ekonomi di Australia mulai bergerak di tengah guncangan krisis global karena pandemi Covid-19. CEO Crown Group--perusahaan yang menanamkan modalnya di Negeri Kanguru--Iwan Sunito mengatakan potensi penjualan kamar hotel di Sidney sudah mencapai AUS$ 30 juta (Rp 316 miliar) per Oktober 2020.
“Ini unexpected karena okupansi hotel sudah naik sekitar 80-90 persen,” ujar Iwan dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa, 13 Oktober 2020. Pencapaian penjualan kamar hotel pada Oktober tiga kali lebih besar dibandingkan dengan Juli 2020.
Iwan menerangkan pada awal semester kedua lalu penjualan kamar hanya berkisar AUS$ 10 juta (Rp 105,6 miliar). Dia meyakini pada akhir tahun ini, realisasi penjualan kamar hotel bisa melampaui target. “Kami tidak akan kaget kalau pencapaian tahun ini melebihi target Rp 2 triliun,” tuturnya.
Melonjaknya tingkat kunjungan tamu hotel terjadi karena sejumlah negara bagian telah membuka pintu masuk. Di samping itu, tingkat penyebaran virus corona yang menunjukkan tren menurun juga membantu pemulihan ekonomi Australia.
Dari sisi investasi properti, Iwan menyatakan, pemodal dalam dan luar negeri telah percaya diri untuk menanamkan kembali investasi di Australia. Meski imbal balik yang dinikmati masih berkisar 2,5-3 persen. Ia mengatakan pengusaha umumnya lebih memilih investasi dalam bentuk properti ketimbang pasar modal atau menyimpan uang di bank.
“Ditaruh di share market tidak tentu. Di bank juga tidak berarti. Kalau properti tetap bisa dapat bunga 2,5-3 persen return investasi,” ucap Iwan.
Adapun Crown Group pada tahun ini akan meluncurkan propertinya, yakni Apartemen ARTIS yang berlokasi di Southbank, Melbourne. Bekerja sama dengan G3 Projects, pengembangan rumah vertikal ini merupakan bagian dari rencana Crown Groupp untuk menciptakan pipeline senilai Rp 30 triliun di Melbourne.
Iwan mengatakan rencana bisnis perusahaan tidak terganggu walau ada pandemi Covid-19. Pada perilisan perdananya, ARTIS akan tetap menawarkan 153 unit kamar dengan pemandangan kota. Gedung yang didesain oleh Arsitek Koichi Takada bakal berdiri di lahan seluas 2.070 meter persegi di 175 Sturt Street.
“Kami yakin untuk meluncurkannya di pasar saat ini karena kami didukung oleh fundamental pasar utama, yaitu berada di lokasi di luar wilayah CBD,” ucapnya. Apartemen ini akan dijual seharga AUS$ 400-500 ribu (Rp 4,2-5,2 miliar).
Baca juga: Kemendag dan Australia Teken 4 Kerja Sama Dagang secara Virtual
FRANCISCA CHRISTY ROSANA