Meski jumlah subsidi terus bertambah, pemerintah berharap bantuan ini akan berkurang pada 2022 menjadi Rp 89 miliar seiring dengan peningkatan jumlah penumpang. Budi Karya mengungkapkan, pemerintah setempat terus mengajak masyarakat beralih moda dari angkutan pribadi ke angkutan massal.
Di samping itu, untuk memudahkan penggunaan LRT, Budi Karya memastikan pihaknya telah mengintegrasikan angkutan kereta dengan angkutan multi-moda. Kementerian Perhubungan bahkan telah memberikan bantuan angkutan bus by the service sejak tahun lalu. Upaya tersebut sekaligus untuk mendorong Palembang menjadi kota ramah lingkungan.
“Kai berupaya mengurangi emisi, meningkatkan kualitas udara agar lebih baik, meningkatkan keselamatan masyarakat, menurunkan indeks kebisingan, serta meningkat keuntungan dari sisi ekonomi dengan udara yang lebih bersih,” kata Budi Karya.
Adapun Direktur Komite Penghapusan Bensin Bertimbal atau KPBB Ahmad Safrudin mengatakan pemerintah semestinya mengambil langkah berani untuk meningkatkan okupansi LRT di Palembang. Salah satunya dengan menetapkan kebijakan jalan berbayar di sekitar lintasan LRT. “Jalan berbayar ini adalah yang dilalui kendaraan darat, bukan berarti jalan tol,” ucapnya.
Baca:Percepat Pembangunan LRT Jabodebek, KAI Gelontorkan Rp 4,2 T