TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberikan dana tambahan Rp 4,2 triliun untuk proyek kereta listrik ringan atau light rail transit atau LRT Jabodebek. Dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat penyelesaian proyek, termasuk dalam pembangunan depo LRT di Bekasi Timur, Jawa Barat.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan uang yang baru saja dicairkan tersebut memang bagian pendanaan dari investasi PT KAI. "Itu untuk depo Rp 4,2 triliun itu mesti ditambahkan memang. Itu dari KAI, kan dulu belum dimasukkan," kata dia saat ditemui di kantor Kementerian Maritim dan Investasi, Jakarta, Senin, 3 Februari 2020.
Adapun KAI diketahui menanggung 60 persen dari kebutuhan dana untuk pembangunan LRT Jabodebek yakni sebesar Rp 22,8 triliun. Sedangkan sisanya sebesar 30 persen ditanggung Adhi Karya, dan 10 persen dibiayai oleh pemerintah.
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan, pembangunan LRT Jabodebek sudah mencapai 70 persen. Menurut dia, hingga saat ini pembangunan LRT sedikit terkendala pembebasan lahan. Sebab, masih ada 49 bidang yang belum dibebaskan untuk depo di Bekasi Timur. "Kami kira akan selesai akhir bulan ini," kata dia.
Budi pun menargetkan pembangunan LRT Jabodebek dapat mencapai 82 persen akhir tahun ini sehingga bisa mulai beroperasi pada akhir 2021. "Desember 2021 baru mulai operasi uji coba," ujarnya.
Sejauh ini, pekerjaan yang dianggap paling penting adalah lintas Cawang-Cibubur. Saat ini uji coba beberapa kereta juga terus dilakukan di lintas tersebut "Cawang-Cibubur sudah tinggal finishing stasiun kecil-kecil. Secara mekanikal sudah selesai," ungkap Budi.
EKO WAHYUDI