Coca-Cola Amatil Indonesia berinvestasi membangun lima atap solar panel pada fasilitas pabrik di Cibitung.
Menurutnya, pembangunan atap panel solar ini dapat mengurangi emisi gas kaca sebesar 314 juta ton. Ini sama saja dengan penghematan 7.000 kendaraan yang dikendarai selama satu tahun.
Dia menyebut, atap panel surya yang terpasang di fasilitas produksi Coca-Cola merupakan yang terbesar keempat di dunia, terbesar pertama di region Asean, dan terbesar kedua di Asia Pasifik.
Airlangga mengapresiasi pembangunan atap solar panel tersebut. “Kami mengapresiasi kegiatan ini. Green economy merupakan gagasan yang senantiasa didukung oleh Pemerintah,” ujar dia.
Airlangga juga menyatakan bahwa Pemerintah akan terus mendorong sektor manufaktur, karena dalam situasi pandemi, kegiatan manufaktur telah membuktikan diri sebagai pengungkit ekonomi.
“Ada juga work in the factory, ini harus tetap berjalan. Work in the factory ini menunjang perekonomian nasional. Dalam situasi pandemi, kegiatan manufaktur telah membuktikan diri sebagai pengungkit ekonomi,” katanya.
Baca juga: Masa Pandemi, Airlangga: WFH, WFO, Work in The Factory Tetap Harus Jalan
HENDARTYO HANGGI