TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan harga komoditas meningkat selama pandemi virus corona. Ia menyebut, dibandingkan dengan tahun lalu, harga emas rata-rata naik 25 persen hingga semester I 2020.
“Harga komoditas ini meningkat pada saat Covid-19 karena orang membeli emas saat ketidakpastian,” ujar Orias dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Selasa, 29 September 2020.
Berdasarkan data MIND ID, harga komoditas emas per Desember 2019 berada di posisi US$ 1.381 per troy ounce atau toz. Kemudian pada Januari meningkat menjadi US$ 1.566 per toz dan pada Februari menjadi US$ 1.628 per toz.
Harga komoditas emas sempat turun pada Maret 2020 menjadi US$ 1.604. Namun, penurunan itu tidak signifikan. Pada bulan setelahnya sampai Juni, harga komoditas terus meningkat.
Berturut-turut pada April, harga komoditas emas naik menjadi US$ 1.672 per toz. Lalu pada Mei meningkat US$ 1.729 per toz dan pada Juni menjadi US$ 1.746 per toz.
Selain emas, komoditas tembaga juga mengalami peningkatan sejak Juni 2020 menjadi US$ 3 dolar per pounds. Sedangkan komoditas lain mengalami kemerosotan. “Tren harga rata-rata komoditas lainnya mengalami tekanan dibandingkan 2019,” ucap Orias.
Berdasarkan paparannya, harga komoditas aluminium turun 12 persen. Kemudian harga batubara merosot 9 persen; bauksit 7 persen; dan timah turun paling tajam, yakni 19 persen.
Terpuruknya harga beberapa komoditas dipengaruhi oleh anjloknya penjualan karena penurunan permintaan, khususnya di sisi ekspor. Meski demikian, secara grup, Orias meyakini perusahaan masih akan laba sampai akhir 2020 meski tak semoncer tahun sebelumnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Harga Emas Antam Stabil di Rp 1,006 Juta per Gram