Sedangkan produk yang diperkirakan akan pulih pascapandemi di antaranya otomotif, tekstil, alas kaki, elektronik dan besi baja.
Selain itu, pengembangan produk baru yang muncul setelah adanya pandemi di antaranya produk farmasi dan produk ekspor baru yang merupakan hasil relokasi industri dari beberapa negara ke Indonesia.
Untuk jangka menengah, kata dia, strateginya adalah dengan mempertahankan produk yang memiliki daya pasar yang kuat, meningkatkan pangsa pasar produk potensial dan memulihkan produk yang kehilangan pangsa pasar selama lima tahun.
Selama periode Januari-Agustus 2020, kinerja ekspor Indonesia tercatat mencapai 103,15 miliar dolar AS.
Kinerja ekspor tersebut mengalami surplus 11,05 miliar dolar AS, atau lebih baik dari periode sama tahun lalu yang defisit 2,06 miliar dolar AS.
Tujuan ekspor masih didominasi ke China sebesar 18,19 persen, Amerika Serikat (12,08 persen), Uni Eropa (8,7 persen), Jepang (8,5 persen), India (6,41 persen), Singapura (6,17 persen) dan Malaysia (4,16 persen).
Baca juga: Mendag Ungkap 8 Produk RI yang Ekspornya Melesat selama Pandemi