TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto meyakini masih ada peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, meski secara umum pagebluk telah berdampak negatif pada neraca perdagangan, ada beberapa produk yang justru terpantau mengalami peningkatan ekspor.
"Hal ini tentunya memberikan pesan pada kita semua bahwa meskipun di tengah pandemi masih terdapat peluang dan kesempatan dalam meningkatkan ekspor selama kita jeli dalam memanfaatkan peluang dan menemukan inovasi baru yang mampu menjawab kebutuhan konsumen," ujar Agus dalam konferensi video, Ahad, 20 September 2020. Ia pun meminta para pelaku pemasaran bisa memanfaatkan situasi tersebut untuk meningkatkan penjualan produk di era pandemi.
Kementerian Perdagangan mencatat sedikitnya ada delapan produk yang mengalami peningkatan ekspor signifikan selama masa pandemi Covid-19. Komoditas yang dimaksud antara lain minyak olahan dari hewan dan tumbuhan yang naik 91,05 persen, logam mulia naik 87,02 persen, vegetable plaiting materials naik 62,69 persen, serta buah olahan naik 54,28 persen.
Selain itu, ekspor alat medis naik 48,25 persen, produk logam naik 30,71 persen, produk farmasi naik 17,06 persen dan makanan olahan naik 7,99 persen.
Secara umum, Agus mengatakan ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh pelaku perdagangan selama pandemi ini, antara lain perubahan pola perdagangan global yang membuat pasokan dan permintaan terganggu. Di sampung itu, kerja sama perdagangan internasional tidak berjalan efektif akibat dampak dari kebijakan masing-masing negara untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Kemudian ancaman resesi ekonomi global mengubah pola konsumsi masyarakat saat ini, misalnya terjadi peningkatan belanja online, serta daya beli masyarakat lemah karena pemutusan hubungan kerja, serta terhentinya aktivitas UMKM dan sektor informal akibat pandemi," tutur Mendag.