TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan ekonomi kerakyatan seperti usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) memiliki potensi besar di Indonesia. Namun dia menyayangkan, ada satu hal yang kerap terlupa para pelaku UMKM.
"Kita selama ini banyak fokus di inovasi produknya. Brand-nya bagus, tapi model bisnisnya tidak dipikirkan. Padahal saya kira kita butuh model bisnis yang betul-betul menjadikan UMKM ini bertumbuh besar," kata Teten saat pembukaan eksebisi UMKM secara virtual, Ahad, 13 September 2020.
Dengan menyiapkan model bisnis yang baik, kata Teten, para pelaku dapat meyakinkan para lembaga pembiayaan untuk mendapat pinjaman lebih mudah. Hal itu dapat digunakan untuk berekspansi dan memperbesar produksi dari UMKM tersebut.
Menurut Teten, skala UMKM di Indonesia banyak yang masih kecil. Oleh karenanya, kata dia, perlu ada agregator agar dapat merangkul para UMKM supaya skala bisnis menjadi lebih besar.
"Bisa juga bentuk inkubasi bisnis yang melakukan edukasi, kurasi produk termasuk juga membantu UMKM tumbuh menjadi wirausaha yang unggul," ucapnya.
Survei Bank Indonesia yang dipublikasikan Juni lalu menyimpulkan sektor yang paling terkena dampak pandemi adalah UMKM. Sebanyak 72 persen pelaku UMKM mengalami penurunan penjualan hingga masalah permodalan. Adapun data Kementerian Koperasi dan UKM menyebut saat ini jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64 juta unit usaha atau 99 persen dari total unit usaha di dalam negeri.
EKO WAHYUDI
Baca juga: 5,59 Juta Pelaku Usaha UMKM Terima Bantuan Produktif