TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia memiliki tingkat kematian dan kontraksi perekonomian akibat Covid-19 yang rendah apabila dibandingkan negara lain. “Kita hanya di bawah Taiwan,” ujar dia dalam siaran langsung, Sabtu, 12 September 2020.
Berdasarkan grafik yang ditampilkan, Airlangga menunjukkan beberapa negara lain, yang lebih dalam. Beberapa negara juga mengalami tingkat kematian akibat Covid-19 yang lebih tinggi. “Apa yang kita rasakan secara harian ada peningkatan, tapi kalau dibandingkan secara global kita posisinya cukup positif,” ujar Airlangga.
Dari segi ekonomi saja, di ASEAN, beberapa negara tetangga Indonesia mengalami kontraksi ekonomi yang jauh lebih besar pada kuartal II 2020. Misalnya, Thailand -12,2 persen, Malaysia -17,1 persen, serta Singapura -12,6 persen.
Sementara, dari sisi kesehatan, Indonesia mencatatkan tingkat pasien pulih sebesar 71,2 persen dan casefatalityrate 4,1 persen. Adapun tingkat pemulihan secara global adalah 71 persen dengan casefatalityrate 3,23 persen.
Airlangga berujar sejumlah lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia, maupun ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di kisaran -1,1 persen hingga 2 persen. Sementara pada 2021 berada di 4,5 sampai 5 persen. “Ini menunjukkan berbagai lembaga menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia akan positif.”
Saat ini, kata Airlangga sektor usaha yang masih positif dalam menopang perekonomian antara lain jasa keuangan, kesehatan dan pertanian. Sementara sektor yang terkontraksi paling dalam antara lain transportasi, akomodasi, dan makanan minuman atau restoran. Ia memperkirakan tiga sektor terkontraksi itu akan pulih paling akhir setelah pandemi berlalu.
Kontraksi ekonomi, tak dipungkiri Airlangga, berimbas kepada kondisi ketenagakerjaan di Tanah Air. Sedikitnya 2,1 juta orang terkena pemutusan hubungan kerja akibat pandemi. Adapun tiga provinsi yang terdampak paling dalam antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Bali.
Airlangga menuturkan pemerintah berupaya memulihkan kembali perekonomian di Tanah Air, salah satunya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional yang diberi anggaran hingga sekitar Rp 695,2 triliun. Dari angka tersebut, 34,1 persen sudah terealisasi hingga awal bulan ini.
Baca: Faisal Basri Sebut Pemahaman Menko Airlangga tentang Resesi Salah