TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah dampak pandemi Covid 19 terhadap industri migas, PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaan mengejar target operasi dan produksi migas.
"Hal itu demi menjaga ekosistem migas nasional serta berkontribusi bagi negara," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 September 2020.
Di sektor hulu, kendati menghadapi tantangan berat, hingga Juli 2020, produksi minyak dan gas bumi Pertamina Group baik untuk aset domestik maupun internasional masih mencapai 98 persen atau 875 MBOEPD (ribu barel setara minyak per hari). Adapun rincian produksi minyak bumi sebesar 410 MBOPD (ribu barel minyak per hari) dan produksi gas bumi sebesar 2.692 MMSCFD (juta kaki kubik per hari).
Fajriyah menjelaskan industri hulu migas global mengalami dampak yang sangat berat di masa pandemi Covid 19. Pengurangan aktivitas di luar rumah (lockdown) yang terjadi di hampir semua negara, mengakibatkan turunnya demand terhadap bahan bakar. Ketika itu, terjadi supply yang melimpah baik bahan bakar maupun minyak mentah, sehingga harga minyak mentah berada di level terendah.
Atas dampak Covid-19 tersebut, perusahaan migas terus berupaya mempertahankan performa produksi. Pertamina juga telah memproyeksikan hal ini, namun tetap beroperasi dengan melakukan berbagai penyesuaian, baik itu penyesuaian terhadap protokol Covid-19, maupun penyesuaian aspek operasional.