TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut kuartal III 2020 sebagai masa titik balik yang menentukan bagi perekonomian Indonesia. Ia pun mengimbau agar masyarakat menjaga kegiatan perekonomian tetap berjalan di tengah kondisi pandemi saat ini.
"Ayo tingkatkan aktivitas perekonomian dan bisnis dengan tetap mengutamakan aspek kesehatan publik," kata Sri Mulyani lewat akun instagramnya @smindrawati pada Sabtu, 29 Agustus 2020.
Sri Mulyani mengatakan, sepanjang kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah minus 5,3 persen. Menurut dia, ini adalah kontraksi terdalam selama 10 tahun terakhir, yang rata-rata 5 persen.
Namun ia membandingkan, negara lain mengalami kontraksi lebih besar, hingga dua digit. Sehingga, Sri Mulyani menyebut daya tahan perekonomian Indonesia jauh lebih baik.
Meski demikian, ekonomi Indonesia terancam resesi secara teknikal bila ekonomi kuartal III 2020 kembali negatif. Maka untuk menghadapi masa titik balik ini, pemerintah menggunakan semua instrumen fiskal yang tersedia. "Seperti bantuan subsidi bunga, penundaan cicilan, dan bantuan kredit."
Selain itu, Sri Mulyani juga menyinggung kebijakan bantuan pemulihan ekonomi melalui bantuan sosial, terutama kalangan menengah ke bawah. Menurut dia, bantuan ini terbukti efektif dalam mencegah perekonomian Indonesia merosot lebih dalam lagi.
Untuk itu, pemerintah juga fleksibel memperbaiki program bantuan yang disesuaikan dengan dinamika di lapangan. Mulai dari bantuan presiden kepada 9 juta UMKM hingga bantuan melalui skema BPJS Ketenagakerjaan, "Bagi pekerja yang pendapatannya di bawah Rp 5 juta," kata dia.
Baca juga: Otak-atik Program agar Anggaran Pemulihan Ekonomi Terserap Maksimal