Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Ilham Masita, mengatakan biaya jasa angkutan barang via laut seharusnya bisa lebih murah untuk jarak diatas 600 kilometer, seperti rute Jakarta-Surabaya. Namun, harganya masih lebih mahal bila dibandingkan pengiriman lewat darat.
Hal itu dipicu proses angkut yang tidak efisien. “Bongkar muat lama, jadwal kapal tidak on time, antrian ke pelabuhan juga panjang. Masih banyak pekerjaan rumah,” katanya.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Agus Purnomo, mengakui perlunya penyeimbangan tarif dan tahapan kerja di pelabuhan. “Kami juga kejar digitalisasi. Program inaportnet sudah meliputi 33 pelabuhan, dan ditarget mencapai 138 pelabuhan pada 2024,” ucapnya di ruang rapat Komisi Perhubungan DPR.
Baca juga: IPC: Arus Peti Kemas Semester I 2020 Turun 7,7 Persen
YOHANES PASKALIS