"Di situ aku nolak, karena jujur masih ga percaya dan belum ada duit," kata Dita. Tiara kembali menawari investasi tersebut pada bulan Oktober, tapi Dita lagi-lagi menolak karena belum percaya dengan modal investasi tersebut. Sampai akhirnya di bulan April 2020, Dita ikut karena ada teman dekatnya yang ikut proyek investasi bernama Sangkara itu.
Dita menyebutkan telah menyetor uang sebesar Rp 6 juta yang dijanjikan bakal kembali dan dilipatgandakan menjadi Rp 10 juta dalam kurun waktu sebulan. Setelah itu, Tiara mengirimkan Memorandum of understanding (MoU) dan berbagai dokumen pribadinya sebagai bukti jaminan atas usahanya.
Sebulan kemudian, Dita mengambil keuntungan sebesar Rp 4 juta dan memutarkan Rp 6 juta untuk tetap ikut berinvestasi. Pada 12 Mei 2020, Tiara mengajak Dita untuk mencari investor dengan iming-iming bayaran kepadanya senilai Rp 500 ribu per setiap orang yang ikut bergabung.
Selama bulan April hingga Juni 2020, Tiara masih mentransfer sejumlah dana secara lancar kepada Dita. Meskipun terkadang sebagian atau keseluruhan keuntungan investasi itu diambil, Dita menyatakan selalu memutarkan uangnya dalam investasi tersebut.
Memasuki bulan Juli 2020, Dita tergiur untuk melakukan investasi senilai Rp 20 juta berdasarkan ajakan Tiara untuk masuk ke proyek yang lebih besar. Karena tertarik, Dita akhirnya mengirimkan uang Rp 42 juta.
Masalah mulai muncul di pertengahan bulan Juli 2020. Tiara menyebutkan pencairan dana akan tertunda akibat adanya pandemi Covid-19 yang menghambat barang usahanya di bandara terkirim ke customer. Namun di saat yang sama Tiara menjanjikan akan mengirim semua keuntungan kepada para investor pada 21 Juli dengan cicilan perlahan.