TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan industri penerbangan, perhotelan, hingga restoran tidak akan mampu bertahan apabila tingkat pergerakan penumpang atau pengunjungnya belum mencapai batas minimal tertentu. Bahkan, dalam waktu tak lama, industri yang belum bisa bangkit terancam tutup.
“Yang terjadi ketika rugi enam bulan, dari sekarang (hotel, maskapai, dan restoran) bisa tutup. Karena lebih murah buat tutup ketimbang dia buka,” tutur Chatib dalam diskusi virtual dengan Bisnis Indonesia, Selasa, 28 Juli 2020.
Chatib menerangkan, penerbangan akan mampu bertahan bila pergerakan penumpangnya mencapai 60 persen dari angka normal. Sedangkan hotel dapat hidup seandainya okupansi tamunya tidak kurang dari 50 persen. Lalu, restoran diperkirakan bakal dapat terus beroperasi seandainya pengunjungnya mencapai 40 persen.
Volume penumpang maskapai atau pengunjung hotel dan restoran tidak akan bisa meningkat bila negara belum juga kelar menyelesaikan masalah pandemi. “Jadi tidak bisa menyelesaikan ekonomi tanpa menyelesaikan pandemi karena volume enggak akan bisa di-adress,” ucapna.
Sejatinya, menurut Chatib, sejumlah sektor perekonomian sudah mulai bergeliat atau rebound pada Juni lalu. Hal ini ditunjukkan dari meningkatnya realisasi investasi asing hingga pertumbuhan konsumsi listrik. Namun, setelah Juni, pergerakan ekonomi terlihat stagnan atau flat. Dia menilai pemerintah harus melakukan pelbagai upaya lanjutan seperti memperkuat daya beli.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra beberapa waktu lalu mengakui bahwa kondisi bisnis maskapai terhantam pandemi virus cCrona sehingga perusahaan harus melakukan sejumlah efisiensi.
Berdasarkan catatan perseroan, per Mei 2020, penumpang Garuda Indonesia anjlok hingga 90 persen secara year on year. "Itu artinya penumpang kami tinggal 10 persen," ucap Irfan, Juni lalu.
Di samping itu, sepanjang 2020, beban Garuda Indonesia diprediksi cukup berat lantaran telah kehilangan empat momentum peak season atau masa ramai kunjungan yang biasanya menyumbangkan jumlah penumpang pesawat paling tinggi selama setahun. Irfan merincikan, keempat masa liburan itu adalah umrah, mudik, libur sekolah, dan masa haji.