Pemotongan ini berlanjut hingga 2022 menjadi 2,35 sampai 2,72 persen. Lalu di 2024 menjadi 2,19 hingga 2,51 persen. Pemangkasan secara drastis inilah yang disorot oleh Chatib Basri.
Pasalnya, Kemenkeu masih punya mandatory spending. Mulai dari anggaran pendidikan 20 persen, transfer ke daerah 30 persen, hingga anggaran kesehatan 5 persen.
Chatib menyoroti pemangkasan defisit ini karena penerimaan negara masih menurun saat pengeluaran terus meningkat. Maka seharusnya yang terjadi adalah defisit semakin naik.
Tapi dengan pemotongan defisit, artinya pemerintah memotong discretionary spending yang tersedia. Sehingga, Chatib berharap Febrio melakukan pemotongan defisit ini tetap berdasarkan perkembangan data yang ada.