TEMPO.CO, Jakarta - Nama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo santer disebut-sebut sebagai bakal calon menteri keuangan di kabinet Prabowo-Gibran jika menang Pilpres 2024. Prabowo Subianto ketika sama-sama menjadi pembicara dalam acara MIF 2024 Bank Mandiri di Jakarta, Selasa, 5 Maret 2024. Mereka sempat bersalaman usai Prabowo menyampaikan sambutannya.
Memang bukan hanya Tiko yang disalami Prabowo. Capres nomor urut 03 itu juga menyalami Direktur Utama PT Bank Mandiri Darmawan Junaidi dan Komisaris Utama PT Bank Mandiri Chatib Basri.
Selain Tiko, beredar juga sosok potensial lain yang disebut-sebut dilirik Prabowo-Gibran sebagai Menteri Keuangan pengganti Sri Mulyani Indrawati, yakni Budi Gunadi Sadikin, Mahendra Siregar hingga Royke Tumilaar.
Menteri Pertahanan dan Calon Presiden Prabowo Subianto akhirnya mengungkapkan calon Menteri Keuangan di kabinetnya yang akan datang. Saat ditanyai oleh wartawan, apakah sosok Menkeu di kabinet nantinya adalah Kartika Wirjoatmodjo yang kini menjadi Wakil Menteri BUMN.
Prabowo menjawab terbuka akan hal tersebut. Selain itu, Prabowo bahkan menyebutkan dua nama yang menjadi kandidat potensial lainnya. Kedua kandidat tersebut yaitu Darmawan Junaidi yang kini menjadi Dirut Bank Mandiri dan Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri. Berikut profil dari ketiga nama tersebut.
Kartika Wirjoatmodjo
Dilansir dari bumn.go.id, Kartika Wirjoatmodjo merupakan Wakil Menteri BUMN yang dilantik pada 25 Oktober 2019 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72/M Tahun 2019 tanggal 25 Oktober 2019. Ia memiliki latar belakang yang kaya dalam bidang keuangan sebelum bergabung dengan Kementerian BUMN.
Sebelumnya, ia telah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dari tahun 2016 hingga 2019, Direktur Finance & Strategy PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dari tahun 2015 hingga 2016, Kepala Eksekutif dan Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dari tahun 2014 hingga 2015, Presiden Direktur & CEO PT Indonesia Infrastructure Finance dari tahun 2011 hingga 2013, serta memiliki pengalaman profesional lainnya di bidang keuangan.
Kartika, yang lahir di Surabaya pada tanggal 18 Juli 1973, menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Indonesia pada tahun 1996. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dan meraih gelar MBA dari Erasmus University Rotterdam pada tahun 2001.
Darmawan Junaidi, Direktur Treasury, International Banking, and Special Asset Management Bank Mandiri. Foto/bankmandiri.co.id
Darmawan Junaidi
Dilansir dari bankmandiri.co.id, Darmawan lahir di Palembang, 1966. Dia mengikuti pendidikan di bidang Hukum Perdata di Universitas Sriwijaya pada tahun 1990.
Selanjutnya, dia mengikuti program pelatihan eksekutif seperti Developing Strategy for Value Creation di London School of Business. Dia juga memperoleh keterampilan kepemimpinan dan membangun tim yang solid melalui program-program di The University of Chicago Booth School of Business dan Northwestern University di Chicago.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai SVP Treasury PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada 2012 - 2014. Kemudian, ia juga pernah menjabat sebagai Regional CEO Bali dan Nusa Tenggara PT Bank Mandiri pada 2015 - 2016. Posisi sebagai Head of Treasury Group PT Bank Mandiri juga pernah ia duduki pada Januari - Mei 2016. Kini, ia juga menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Semen Indonesia sejak 2016.
Chatib Basri
Dikutip dari chatibbasri.net, Muhamad Chatib Basri merupakan mantan Menteri Keuangan Indonesia dan sebelumnya menjabat sebagai Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia. Saat ini, ia menjabat sebagai Co-Chair dari Pandemic Fund (Dana Perantara Keuangan untuk Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respons Pandemi) yang diselenggarakan oleh Bank Dunia dengan dukungan teknis dari WHO.
Basri juga memegang posisi pimpinan di PT Bank Mandiri tbk. dan PT XL-Axiata tbk. Selain itu, ia merupakan anggota dari berbagai dewan Penasihat Internasional termasuk Dewan Penasihat Bank Dunia untuk Gender dan Pembangunan, Kelompok Pakar Independen mengenai Pendanaan Iklim untuk COP27 dan 28, serta Dewan Penasihat di Pusat Analisis Makroekonomi Terapan, National Australian National Universitas.
Selaku staf pengajar tambahan yang terdiri dari mantan Menteri dan Menteri saat ini di Forum Kepemimpinan Kementerian Harvard di Universitas Harvard, Basri juga terlibat dalam mengajar pada program tersebut. ia juga duduk di Dewan Pengurus Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew, Universitas Nasional Singapura.
Selain dari posisi-posisi kepemimpinannya, Basri juga mengajar di Departemen Ekonomi Universitas Indonesia dan merupakan salah satu pendiri CReco Research, sebuah perusahaan konsultan ekonomi yang berbasis di Jakarta.
SUKMA KANTHI NURANI I YUDINO YANUAR
Pilihan Editor: Menteri Keuangan Kabinet Prabowo Disebut Bakal Lebih Agresif, Sri Mulyani Diminta Bertahan, Kalau Mau