TEMPO.CO, Jakarta - Bos Adaro Energy, Garibaldi Thohir--atau yang karib disapa Boy Thohir--sempat bertemu dengan politikus PDIP Adian Napitupulu di sebuah tempat di Jakarta pada 27 April 2020. Dalam acara minum kopi yang juga dihadiri Deputi Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN Carlo Brix Tewu, Boy berdiskusi soal kritik Adian terhadap adiknya, Menteri BUMN Erick Thohir.
Adian sempat mempertanyakan perihal adanya mafia kesehatan. Di samping merundingkan sorotannya terhadap kinerja Menteri BUMN, pertemuan itu juga membahas nama-nama calon komisaris BUMN yang disorongkan Adian kepada Erick.
“Gue sampaikan, kami diminta nama-nama oleh Presiden,” kata Adian seperti dikutip dalam Majalah Tempo edisi 18 Juli 2020.
Menurut Adian, Presiden Jokowi tiga kali memintanya menyetorkan nama yang memenuhi tiga kriteria. Ketiga kriteria itu adalah putra daerah, pendidikannya sesuai dengan penempatan, dan anak muda. Adian mengaku lima tahun sebelumnya juga menyetor daftar nama anak muda. Ada sekitar 20 koleganya yang duduk sebagai komisaris BUMN.
Adian lalu menghimpun nama dari kalangan aktivis 1998 dan Posko Perjuangan Rakyat, organisasi yang ia dirikan. Namun dia menolak menyebut jumlah nama yang disetorkan,
Dua sumber di PDIP dan Kementerian BUMN mengatakan ada sekitar 60 nama yang dititipkan Adian. Dia menyetorkan nama-nama itu kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno di rumah dinasnya di Widya Chandra tak lama setelah pelantikan pada 20 Oktober 2019.
Namun, tak semua nama yang diajukan Adian diakomodasi. Alih-alih memperoleh tambahan kursi, Adian menerima kabar bahwa sejumlah rekannya dicopot.