TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik alias Bulog Budi Waseso mengusulkan anggaran pangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 sebesar Rp 19,051 triliun.
Besar anggaran yang diusulkan tersebut antara lain terdiri dari kebutuhan anggaran subsidi beras tahun depan sebesar Rp 4,051 triliun. "Anggaran tersebut mengacu kepada pola subsidi dalam PMK nomor 88 tahun 2019," ujar Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas ini dalam rapat kerja bersama Komisi Pangan Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis, 25 Juni 2020.
Di samping itu, Buwas mengatakan perseroan juga telah mengajukan usulan dana pengadaan beras untuk kebutuhan cadangan beras pemerintah sebanyak 1,5 juta ton senilai Rp 15 triliun untuk masuk dalam APBN 2021.
Buwas mengatakan perseroan mengajukan harga pembelian beras tahun 2021 sebesar Rp 10.801 per kilogram. Penyaluran CBP tahun depan diasumsikan sebanyak 1,5 juta ton dengan harga jual sebesar Rp 8.100 per kilogram.
Untuk menentukan jumlah ideal cadangan beras pemerintah, Buwas mengatakan perseroan melakukan tiga pendekatan. Pertama, menurut FAO, rasio antara jumlah persediaan beras terhadap kebutuhan konsumsi yang aman berkisar antara 17 sampai dengan 18 persen dari konsumsi nasional atau sebesar 5 sampai 6 juta ton.
Kedua, berdasarkan kajian BKP Kementerian Pertanian tahun 2013, jumlah stok CBP yang aman berada pada level 1,52 juta ton sampai 1,8 juta ton. Ketiga, sesuai hasil Rapat Koordinasi Terbatas tanggal 28 Maret dan 27 Agustus 2018, jumlah CBP yang dikelola berkisar 1 sampai 1,5 juta ton. "Sampai dengan saat ini, jumlah stok yang dikelola perum Bulog mengikuti keputusan rakortas tersebut," ujar Buwas.