TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprediksi perekonomian Indonesia akan mulai membaik pada triwulan ketiga hingga keempat tahun ini. Kondisi tersebut seiring dengan adanya relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan direalisasikannya sejumlah paket kebijakan pemberian stimulus dari pemerintah.
"Sehingga secara keseluruhan, perkiraan pertumbuhan ekonomi (2020) pada kisaran 0,9 persen sampai 1,9 persen," ujar Perry dalam rapat bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 22 Juni 2020.
Baca Juga:
Pemulihan ekonomi juga didorong oleh membaiknya perekonomian global dan masuknya kembali arus modal asing. Dengan demikian, Perry memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 bisa merangkak naik pada kisaran 5-6 persen.
Di samping itu, Perry mengatakan neraca pembayaran Indonesia pada triwulan II diprediksi mulai membaik. "CAD (current account deficit) juga turun terlihat dari data Mei 2020 yang menunjukkan neraca perdagangan surplus US$ 2,09 miiar," tuturnya.
Meski, kata Perry, surplus itu terjadi karena adanya kontraksi impor yang cukup dalam dibandingkan degan penurunan ekspor. "Namun demikian, tetap terjadi perbaikan."
Adapun terkait aliran modal asing, Perry mencatat telah terjadi tren positif yang mendukung keseimbangan neraca pembayaran secara keseluruhan. Pada triwulan II yang tercatat hingga 15 Juni, ia menyebut terjadi capital inflow atau arus modal masuk sebesar US$ 7,3 miliar.
Dengan demikian, posisi cadangan devisa Indonesia pun meningkat. Per akhir Mei, Bank Indonesia mencatat cadangan devisa Tanah Air tercatat sebesar US$ 130,5 miliar.