TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mulai mengebut penyelesaian proses lelang sejumlah proyek jalan tol baru yang sudah terencana sebelum krisis pandemi Covid-19. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR, Danang Parikesit, mengatakan prakualifikasi dan tender seluruh proyek dikerjakan bertahap sejak bulan ini hingga akhir 2020 nanti.
Saat ini hanya ada beberapa pengembangan ruas yang sudah lebih maju daripada proyek lain. “Misalnya Tol Solo-Yogyakarta yang dokumen tendernya sudah masuk, sisanya PQ (prakualifikasi) dulu pada dua bulan ini,” ucapnya kepada Tempo, Selasa 16 Juni 2020.
Ruas Solo – Yogyakarta – Kulon Progo yang diprakarsai konsorsium PT Adhi Karya (persero) Tbk itu memang diprioritaskan karena akan terkoneksi dengan Tol Trans Jawa dan mendongkrak pergerakan kendaraan ke bandara internasional yang baru. Realisasi proyek senilai Rp 28,8 triliun itu pun bisa memangkas kepadatan kendaraan logistik di jalur arteri di selatan Pulau Jawa. Kementerian pun menargetkan konstruksi ruas itu bisa dimulai selambatnya pada Oktober mendatang.
“Semoga bia perjanjian pengusahaannya (PPJT) bisa segera diteken,” kata dia.
Merujuk data BPJT, sudah ada sedikitnya 2.125,9 kilometer tol yang beroperasi di Indonesia. Kini pemerintah mengejar investasi untuk menembuskan 2.500 kilometer tol baru hingga 2024 mendatang. Kebutuhan pendanaan rencana jangka panjang itu diproyeksi mencapai Rp 400 triliun, dengan asumsi Rp 110-150 miliar untuk konstruksi per kilometer. Penjaringan investor pun dilanjutkan di masa pandemi, terlihat dari penjajakan minat pasar alias market sounding yang masih diadakan beberapa kali secara virtual pada Mei lalu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebelumnya menjanjikan tak ada perubahan rencana lelang tol, kecuali soal waktunya yang sedikit molor. Kementerian justru merelaksasi tenggat penyelesaian proyek berjangka pendek menjadi proyek tahun berjalan (multiyears) karena banyaknya realokasi anggaran dan gangguan pandemi terhadap dunia konstruksi.