Selain tol Solo-Yogyakarta, ujar dia, masih ada setumpuk proyek yang siap tender, contohnya ruas Cileunyi—Garut—Tasikmalaya (Cigatas), Tol Akses Pelabuhan Patimban, Tol Bogor—Serpong via Parung, serta dua tol layang di Cikunir. Kementerian pun memburu calon pemodal untuk sistem transaksi tol non-tunai nir sentuh (multi-lane free flow/MLFF) yang akan dimanfaatkan untuk berbagai ruas yang panjang totalnya mencapai 1.713 kilometer.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, membenarkan bahwa pemerintah sedikit mengubah proyeksi panjang jalan tol yang akan dirampungkan pada 2020 akibat pandemi. Target pengoperasian tol baru yang seharusnya mencapai 503 kilometer hingga akhir tahun dikendurkan menjadi hanya 406 kilometer. “Ada perlambatan dari segi pengadaan tanah dan proses konstruksinya karena kewajiban mengikuti protokol Covid-19,” katanya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Tol Indonesia, Kris Ade Sudiyono, menilai minat investasi para investor belum akan kencang meski penawaran sudah terbuka kembali. Kelemahan rasio modal kerja atau likuiditas membuat pemodal enggan bergerak meski muncul insentif.
“Pemerintah berusaha menyalurkan dana sebanyak mungkin untuk menggerojok pasar. Sayangnya, tuntutan pendanaan atau cost of fund masih tinggi, jadi dunia usaha juga ragu memanfaatkannya,” tutur Ade.
Head of Corporate Communication PT Astra Infra Toll Road, Danik Irawati, mengatakan entitasnya selalu menjajaki peluang investasi baru, khususnya pada proyek jalan tol. Namun, Astra Infra masih berfokus menambal dampak pandemi. “Strategi investasi kami harus hati-hati dan bijaksana, sesuai dinamika lingkungan bisnis yang ada,” katanya, kemarin.
YOHANES PASKALIS PAE DALE