TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memastikan perseroannya tak menanggung kerugian dengan adanya pembatalan ibadah haji 2020. Sebabmanajemen belum mengeluarkan ongkos kerja sama bisnis dengan para mitranya terkait pemberangkatan jemaah.
"Kami tidak ada kerugian. Misalnya untuk pemesanan koper jemaah haji, perusahaan belum finalkan itu," tutur Irfan dalam Live Instagram bersama Tempo, Senin petang, 8 Juni 2020.
Perusahaan pun tidak mendatangkan pesawat baru untuk melayani perjalanan haji tahun 1441 Hijriah. Sebab sedianya, penerbangan haji akan dilayani dengan 16 armada yang sudah dimiliki perusahaan. Armada yang dimaksud itu berjenis Airbus dan Boeing 777 berbadan lebar.
Menurut Irfan, sejak virus corona pertama kali mewabah secara global, perseroan selalu menunggu keputusan pemerintah dalam mengambil langkah bisnis. Meski begitu, mantan Direktur Utama PT Inti ini mengakui pembatalan haji cukup berdampak lantaran kontribusinya terhadap pendapatan entitas mencapai 10 persen.
Apalagi, musim haji merupakan salah satu momentum ramai penumpang selain dua periode liburan lainnya, yakni Idul Fitri dan libur akhir tahun. "Bisa dibayangkan, mudik sudah tidak ada, Lebaran tidak ada, sekarang haji tidak ada. Libur akhir tahun pun saya tidak tahu. Ini tidak mudah," ucapnya.
Meski mengakui perusahaan cukup terpukul, Irfan memastikan manajemen telah memahami kebijakan tersebut. Lebih-lebih, kata dia, pada waktu bersamaan, ada 200 ribu orang yang gagal menjalankan ibadah haji. "Jadi kami harus berempati," tuturnya.