TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada sore hari ini ditutup menguat 1,98 persen atau 93,89 poin ke level 4.847,51. Pada Jumat pekan lalu indeks ditutup di level 4.753,61 dengan penguatan 0,79 persen atau 37,43 poin, atau membukukan reli kenaikan hari keempat berturut-turut sejak perdagangan Selasa lalu.
Sejak awal perdagangan hari ini, indeks memanas langsung naik tajam hampir 2 persen. Sementara sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 4.753,72-4.884,01.
Sebanyak 9 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di wilayah positif, dipimpin oleh sektor finansial yang menguat 3,43 persen, disusul sektor infrastruktur yang menguat 2,25 persen. Di sisi lain, sektor aneka industri melemah 0,49 persen.
Dari 692 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 245 saham menguat, 155 saham melemah, dan 169 saham stagnan. Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing menanjak 1,32 persen dan 1,16 persen, Kospi Korea Selatan menguat 0,76 persen, dan Hang Seng Hong Kong naik 0,38 persen.
Sementara itu, indeks CSI 300 dan Shanghai Composite China turun tipis 0,04 persen dan 0,11 persen masing-masing pukul 11.31 WIB. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing melonjak 1,21 persen dan 1,19 persen, Kospi Korea Selatan menguat 1,07 persen, dan Hang Seng Hong Kong menguat 1,11 persen. Di Cina, indeks CSI 300 dan Shanghai Composite China menguat masing-masing 0,31 persen dan 0,2 persen.
Melihat fenomena di lantai bursa tersebut, Valbury Sekuritas Indonesia memprediksi pergerakan IHSG berpeluang menguat pada perdagangan pekan ini. Penguatan itu diperkirakan terjadi kendati diwarnai faktor global yakni memanasnya hubungan Amerika Serikat dan Cina serta demontrasi di AS.
Dalam publikasi risetnya, Valbury menjelaskan sentimen pasar dari dalam negeri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengeluarkan kebijakan relaksasi di sektor perbankan untuk memberikan ruang likuditas dan permodalan kepada bank. Dengan begitu ada sentimen positif bahwa stabilitas sektor keuangan akan tetap terjaga di tengah pelemahan ekonomi.
Dari luar negeri, Trump menghapus perlindungan atau kekebalan hukum dari perusahaan media sosial, seperti Twitter dan Facebook. Menurut Trump, langkah ini karena perusahaan media sosial itu memiliki kekuatan yang tidak terbatas untuk menyensor, membatasi, mengedit, membentuk, menyembunyikan, mengubah bentuk komunikasi antara warga atau publik.
Sementara itu, pemerintah Hong Kong memperingatkan Presiden Donald Trump bahwa keputusan Amerika Serikat untuk tidak menganggap sebagai daerah otonomi Cina bisa menjadi pedang bermata dua. Hong Kong memperingatkan langkah AS itu bisa merusak hubungan keduanya, terutama dalam bidang perdagangan.
Pergerakan IHSG dalam pekan ini berpeluang menguat di tengah faktor global yakni hubungan AS dan Cina memanas terkait Hong Kong dan demonstrasi serta kerusuhan di AS. "Namun indeks domestik tersebut terangkat sentimen rupiah yang diperkirakan menguat dan terkendalinya perkiraan angka inflasi pada bulan Mei 2020," seperti dikutip dari riset Valbury, Selasa, 2 Juni 2020.