TEMPO.CO, Jakarta - Platform e-commerce, Blibli, mencatat kenaikan transaksi pada produk-produk UMKM lokal di kanal Galeri Indonesia. Sepanjang triwulan I 2020, kenaikannya mencapai 6 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kategori ini menunjukkan pertumbuhan order yang signifikan,” kata Vice President of Public Relations Blibli Yolanda Nainggolan saat dihubungi Tempo di Jakarta, Rabu, 27 Mei 2020.
Selain itu, Yolanda mengatakan jumlah pelaku UMKM yang bergabung dengan Blibli pada 2020 juga mencapai 7 ribu seller. Mereka menjual lebih dari 200 ribu produk UMKM.
Keterangan ini disampaikan Yolanda setelah adanya kritik soal kerja sama KUKM Hub, antara Blibli dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Kritik datang dari jurnalis Farid Gaban. Menurut Farid, kerja sama ini dinilai lebih menguntungkan Blibli ketimbang UKM. Farid juga mengutip data yang menyebut sekitar 93 persen barang di marketplace adalah barang impor. Produk lokal hanya 7 persen.
Yolanda mengatakan kanal khusus bernama Galeri Indonesia ini diluncurkan Blibli sejak 2016. Kanal ini menjadi wadah bagi seller UMKM untuk menjual yang produk mereka. Produk itu pun telah dikurasi sehingga memudahkan pelanggan untuk memilih produk-produk lokal yang ditawarkan Blibli.
“Ini tentunya akan memberikan keuntungan tersendiri bagi para pelaku UMKM untuk mendapatkan visibilitas produk yang baik,” kata Yolanda.
Saat ini, hasil kerja Kementerian Koperasi dan Blibli ini sudah muncul di platform Blibli.com. Dalam kanal Galeri Indonesia, ada pilihan Galeri Kolaborasi dengan subjudul “Bertahan Melalui Pandemi Corona”.
Di dalamnya ada berbagai produk UMKM, contohnya seperti UMKM Bu Ameni. UMKM ini menjual produk makanan seperti pastel kering, keripik kentang. Harganya berkisar dari Rp 16.999 per bungkus, hingga Rp 275.000 untuk partai grosir sebanyak 25 bungkus.
Terakhir, Blibli mengklaim menjalankan berbagai pelatihan untuk pelaku bisnis, terutama mereka yang baru bergabung ke platform online. Kemudian, lebih dari 400 workshop juga telah dilakukan selama tiga tahun terakhir di kota-kota seperti Lhokseumawe, Aceh; Palembang, Sumatera Selatan; Atambua dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur; Manado, Sulawesi Utara; dan Makassar, Sulawesi Selatan.
FAJAR PEBRIANTO