TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menjanjikan pencetakan sawah baru di Kalimantan Tengah, tak akan mengulang kegagalan seperti pada era Soeharto tahun 1990-an.
Sawah baru ini akan dicetak di eks proyek lahan gambut sejuta hektar era orde baru yang notabene mencatat kegagalan dan merusak lingkungan. “Belajar dari kegagalan yang lalu, kita kurang petani di situ. Jadi setelah selesai serbuan tanam, satu musim ditinggalkan petani dan lahan jadi tertinggal waktu itu,” ujar Syahrul via telekonferensi, Rabu, 13 Mei 2020.
Untuk proyek kali ini, Syahrul berjanji akan melakukan persiapan matang berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas transmigrasi. Untuk tahap awal, Kementerian Pertanian akan berfokus menggarap 164 ribu hektare lahan gambut yang sudah tersedia. Untuk 1 hektar lahan, dibutuhkan minimal 2-3 orang. “Kalau hampir 200 ribu hektar berarti 300 ribu orang petani harus dimukimkan di sana,” ujar Syahrul.
Pemerintah berencana membuka sawah baru seluas 900 ribu hektare di lahan basah dan gambut di Kalimantan Tengah. Tujuannya, guna mencegah ancaman krisis pangan.
Dalam tiga pekan ini, pemerintah akan melakukan kajian lingkungan hidup, mencakup; strategi dan review inventarisasi penguasaan, kepemilikan dan pemanfaatan tanah serta potensi tenaga kerja di lokasi tersebut.