TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penumpang kereta api sepanjang Maret 2020 menurun tajam sebesar 27,45 persen atau tinggal 23,4 juta orang bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan ini terjadi untuk semua rute angkutan kereta, baik untuk rute Jabodetabek, Jawa di luar Jabodetabek, maupun Sumatera.
"Secara rinci, jumlah penumpang Jabodetabek turun 27,59 persen, penumpang Jawa non-Jabodetabek 27,45 persen, dan penumpang kereta Sumatera turun 21,19 persen," tutur Kepala BPS Suhariyanto dalam siaran langsung, Senin, 4 Mei 2020.
Dari total penumpang kereta, penurunan terbesar terjadi untuk rute Jabodetabek atau kereta rel listrik (KRL). Musababnya, total penumpang kereta KRL mencapai 18,5 juta orang atau 79,18 persen dari total penumpang kereta api.
Suhariyanto mengungkapkan, angka penurunan terjadi lantaran adanya penerapan jaga jarak fisik menyusul mewabahnya virus corona. "Sebelum Covid-19, jumlah penumpang KRL 900 ribu per hari. Setelah itu tinggal 300 ribu per hari karena adanya physical distancing sampai PSBB sehingga ada pembatasan jumlah penumpang," katanya.
Adapun secara kumulatif, jumlah penumpang kereta api selama Januari-Maret 2020 terekam sebanyak 89,8 juta orang atau turun 12,58 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2019. Meski angkutan penumpang melorot, tren angkutan barang melalui kereta api justru tercatat naik.
Suhariyanto menjelaskan, jumlah volume barang yang diangkut sepanjang Maret 2020 mencapai 4,5 juta ton atau naik 15,75 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan selama periode Januari-Maret 2020 jumlah barang yang diangkut kereta api mencapai 13,0 juta ton atau naik 5,82 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut tercatat terjadi di wilayah Sumatera sebesar 12,14 persen. Adapun pengangkutan barang di periode tersebut untuk wilayah Jawa non-Jabodetabek mengalami penurunan 10,72 persen.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA