TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan finansial teknologi yang bergerak di bidang Payment Gateway, PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (Cashlez) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code CASH. Presiden Direktur PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk., Tee Teddy Setiawan, mengatakan melalui langkah Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering atau IPO) itu, Cashlez memperoleh dana segar sebesar Rp 87,5 miliar.
Sekitar 61,31 persen dari dana tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi PT Softorb Technology Indonesia (STI), sesuai dengan rencana Perseroan. Sisa dana akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan. "Melalui IPO ini, kami dapat terus berinovasi dalam mengembangkan bisnis dan salah satunya adalah akuisisi STI yang menurut kami sangat strategis untuk pertumbuhan bisnis kami,” ujar Teddy dalam keterangan tertulis, Senin, 4 Mei 2020.
Akuisisi tersebut dia harapkan dapat menciptakan sinergi untuk pengembangan bisnis, salah satunya melalui jumlah merchant yang bergabung bersama Cashlez.
Dia mengatakan meski di tengah pandemi Covid-19, Cashlez tetap optimistis memulai langkah baru di bursa papan akselerasi. Menurutnya, proses persiapan IPO terus dijalankan tanpa terpengaruh oleh kondisi pasar yang sedang tidak menentu. Sebagai perusahaan Fintech Payment Gateway yang telah resmi mendapatkan izin dari Bank Indonesia, dia berharap dengan adanya Penawaran Umum Perdana Saham itu dapat mendukung pengembangan bisnis melalui sinergi dari berbagai pihak.
IPO yang dilaksanakan Cashlez tersebut dilakukan bersama dengan PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Seremoni pencatatan saham perdana juga dilaksanakan secara virtual melalui kanal media sosial Bursa Efek Indonesia.
Dari IPO ini, Cashlez melepas jumlah saham sebanyak 250 juta saham baru, dengan harga Rp 350 per saham. Jumlah modal ini meliputi sekitar 17,5 persen dari modal disetor dan ditempatkan pada Cashlez. Secara bersamaan, Perseroan juga menerbitkan Waran Seri I dengan rasio 1:1.
Sampai saat ini, jumlah merchant Cashlez mencapai lebih dari 7.000 merchants, 88 persen diantaranya terdiri dari usaha menengah kecil mikro (UMKM). Untuk akhir tahun ini, kata Teddy, jumlah merchant yang bergabung dengan Cashlez diproyeksikan akan mencapai 10 ribu merchants.
Sebagai catatan, kinerja perusahaan Cashlez pada 2019 meningkat dibandingkan dari tahun sebelumnya. Nilai Gross Transaction Value (GTV) Perseroan pada akhir 2019 meningkat menjadi Rp 3,8 miliar atau sebesar 183 persen year on year (YoY) growth dari tahun 2018. Target peningkatan GTV selanjutnya diproyeksikan tiga kali lipat dari hasil pada 2019.
“Sebagai perusahaan yang dapat menyediakan multi payment dengan One Stop Solution kami berharap melalui IPO ini dapat terus bertumbuh dan mendorong perekonomian Indonesia dengan membantu para pelaku usaha, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah,” kata Teddy.
HENDARTYO HANGGI