Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan penjualan di industri kopi anjlok akibat wabah virus Corona. Hal ini berkaitan dengan adanya pembatasan terhadap pergerakan manusia yang ujung-ujungnya membuat kafe, restoran, hingga kedai kopi sepi pengunjung, bahkan mesti tutup. "Untuk IKM kopi ini dirasakan dampak turunan penjualan akibat covid ada yang 50 persen, 70 persen, ada yang 90 persen," ujar dia.
Belakangan, sebagian pemerintah daerah sudah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang mengedepankan prinsip jaga jarak. Akibatnya, para pengusaha kuliner hanya diperkenankan untuk melayani pembeli khusus untuk dibawa pulang.
"Ini tentu kita sama sama memahami dan merasakan secara langsung bahwa fenomena Covid-19 ini sedikit banyak telah memberi dampak dan tekanan terhadap kegiatan industri kopi nasional," tutur Agus.
Keterbatasan pergerakan manusia, tutur Agus, dinilai dapat mengubah pola konsumsi masyarakat. Sehingga, kondisi tersebut harus disikapi oleh industri dengan beradaptasi alias tanggap perubahan. Di samping itu, ia pun meminta oleh seluruh pelaku industri kopi agar tetap mengedepankan protokol keamanan Covid-19, meski tetap menggenjot produksi.
Persoalan juga terjadi pada sisi ekspor. Agus mengatakan dengan adanya lockdown di negara-negara tradisional pasar ekspor membuat kegiatan perdagangan internasional menjadi lebih sulit.
"Secara alamiah demand tidak turun, tapi pembatasan ini mempersulit kegiatan ekspor yang dilakukan Indonesia untuk negara market di dunia," ujar Agus. Karena itu, tantangan itu harus dihadapi dengan terobosan dan kreativitas oleh para pegiat kopi nasional.