Ketergantungan kepada barang impor pun, tutur dia, kemudian menguji Indonesia di masa pandemi corona ini. Ketika permintaan tinggi, Indonesia kebingungan untuk memenuhi kebutuhannya, baik di alat kesehatan, bahan baku obat, maupun di obat. Bahkan, saat ini Tanah Air harus beradu dengan negara lain untuk mencari bahan baku.
Paling anyar, Arya mengisahkan saat Indonesia kekurangan bahan baku untuk membuat obat Tamiflu. Akhirnya pemerintah mencari ke berbagai negara untuk mendapatkan bahan baku itu. Ketika dapat di India dan akan mengimpor ke Indonesia, ia pun mengupayakan agar pembelian bahan baku itu jangan dulu diketahui negara lain.
"Kalau diberitakan dan menyebar takutnya nanti dipotong di tengah jalan. Ini kejadian saat negara di Eropa protes karena masker dibeli di tengah jalan dengan harga yang lebih mahal," tutur Arya. "Ini pun kami beli hanya 150 kilogram ke India, bayangkan, bahan baku pun kita bertempur seperti ini."
Sebelumnya, Erick Thohir menyinggung adanya mafia dalam impor alat kesehatan. Mafia itu, kata dia, ada karena impor alat kesehatan ke Indonesia masih sangat besar mencapai 90 persen.
"Jangan semua ujung-ujungnya duit terus, dagang terus, akhirnya kita terjebak short term policy. (Impor alat kesehatan) Didominasi mafia, trader-trader itu, kita harus lawan dan ini Pak Jokowi punya keberpihakan itu," kata Erick lewat akun Instagramnya, Kamis, 16 April 2020.