TEMPO.CO, Jakarta - Staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Yustinus Prastowo, menceritakan kisahnya saat ditawari bergabung dengan pemerintah di Kantor Staf Presiden. Namun, kala itu ia menolak tawaran itu.
"Dulu memang sempat ada tawaran dan ajakan membantu tapi saya memilih di luar, lebih efektif," ujar Prastowo kepada Tempo, Selasa, 14 April 2020.
Tawaran untuk bergabung dengan pemerintah akhirnya diambil ketika ia diajak menjadi Staf Khusus Sri Mulyani. Alasannya, ajakan itu datang di masa wabah Virus Corona alias COVID-19, sehingga ia pun merasa perlu untuk mengambilnya. "Dalam situasi sulit rasanya mustahil saya menolak untuk membantu," tuturnya. ia merasa pemerintah butuh dukungan dalam situasi seperti ini.
Ia melihat dalam masa pagebluk ini banyak hal yang mesti dikomunikasikan dan dijembatani dari pemerintah kepada pemangku kepentingan lainnya. Karena itu, salah satu tugas jangka pendek yang mesti dikerjakannya adalah untuk mengkomunikasikan kebijakan Kementerian Keuangan, terutama terkait penanganan pandemi, serta mendengarkan dan menjaring masukan dari berbagai pihak.
Selama ini, alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara itu memang dikenal aktif sebagai Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis. Setelah bergabung dengan pemerintahan, posisinya di lembaga itu menjadi non-aktif untuk menghindari konflik kepentingan. Adapun CITA, kata dia, akan tetap menjadi lembaga independen.
Kemarin, Prastowo resmi diangkat menjadi staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Pengangkatan Prastowo termaktub dalam Keputusan Menteri Nomor 189/KMK.01/2020. "Betul, hari ini resminya," ujar Yustinus kepada Tempo, Senin, 13 April 2020. Yustinus mengatakan ada dua tugas yang diberikan kepadanya ketika mengemban jabatan ini.
Tugas pertama adalah membantu komunikasi strategis dengan pemangku kepentingan terkait Kementerian Keuangan. Tugas lainnya adalah mengawal reformasi perpajakan sampai tuntas.
Juru bicara Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari mengatakan Yustinus menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Keuangan yang akan mengawal Komunikasi Strategis Kementerian Keuangan. Sektor perpajakan, kata dia, akan menjadi salah satu ruang lingkup tugas Prastowo.
Sebelum dikenal sebagai pengamat perpajakan, alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara itu mengawali karir sebagai pegawai pelat merah di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan dari 1997 hingga 2010. Ia kemudian terjun sebagai aktivis sosial dan terlibat dalam berbagai kegiatan advokasi dan penelitian.
Beberapa organisasi yang pernah diselaminya antara lain perkumpulan Prakarsa, Komisi Anggaran Independen (KAI), Transparency International Indonesia (TII), Indonesia Corruption Watch (ICW), Internasional NGO Forum on Indonesia Development (INFID), Tifa Foundation, Oxform, dan The United States Agency for International Development (USAID).
CAESAR AKBAR
CATATAN REVISI: Artikel ini telah diedit pada Selasa, 14 April 2020, pukul 18.50 WIB karena ada koreksi dari narasumber. Judul sebelumnya adalah Yustinus Prastowo Pernah Menolak Jadi Stafsus Sri Mulyani diganti menjadi Stafsus Sri Mulyani Pernah Diajak Bergabung di KSP.