TEMPO.CO, Jakarta - MRT Jakarta mengimbau masyarakat agar memanfaatkan moda transportasi publik ini jika ada kebutuhan mendesak saja. Imbauan ini diberikan sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran wabah virus Corona.
“Kami berharap masyarakat dapat menggunakan transportasi publik, terutama MRT Jakarta, hanya jika ada kebutuhan yang mendesak,” ujar Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu 18 Maret 2020.
William menambahkan, sebelum ini, rata-rata jumlah penumpang pada saat weekdays mencapai 100 ribu penumpang. Namun pada Selasa17 Maret 2020, jumlah penumpang MRT hanya sekitar 31 ribu penumpang. Dengan demikian terjadi penurunan jumlah penumpang sebesar 69 persen dari jumlah rata-rata harian
Karena itu, William menilai imbauan pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah cukup efektif. Hal ini terlihat dari penurunan drastis jumlah penumpang harian MRT Jakarta.
“Dalam beberapa hari ke depan, diperkirakan jumlah penumpang akan semakin menurun seiring dengan semakin banyaknya kantor-kantor yang menerapkan work from home," kata William.
PT MRT Jakarta (Perseroda) telah menerapkan protokol transportasi publik dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona COVID-19, seperti pemeriksaan suhu tubuh calon penumpang, serta mengimbau pemakaian hand sanitizer bagi setiap calon penumpang. Perseroan juga mengimbau agar setiap calon penumpang dapat menjaga kesehatan dan kebersihan diri sebagai bagian dari upaya bersama mencegah penyebaran virus corona COVID-19.
Saat ini MRT Jakarta (Perseroda) telah menerapkan pembatasan sosial (social distancing) kepada penumpang selama berada di area stasiun dan di dalam kereta dengan jarak minimal satu meter. Jarak ini termasuk ketika mengantre, baik di luar maupun di dalam stasiun.
MRT Jakarta juga tetap menerapkan pembatasan 60 orang per kereta atau 360 orang per rangkaian. Calon penumpang diharapkan dapat mengikuti arahan dari petugas MRT Jakarta di stasiun.
ANTARA