TEMPO.CO, Banyuwangi - Merebaknya wabah virus corona di dunia membuat penjualan minuman tradisional sari rempah meningkat tajam. Hal ini dirasakan para produsen minuman sari rempah di Banyuwangi. Produsen mengaku kewalahan melayani permintaan pasar yang meyakini bahwa mengonsumsi rempah-rempah bisa meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga meminimalisasi potensi terkena berbagai virus, termasuk corona.
Heru Prayitno, produsen minuman sari rempah “Putri Wangi” mengatakan penjualan produknya terus meningkat sejak kasus virus corona merebak di berbagai negara. Apalagi, setelah terjadi kasus virus corona di Indonesia. Penjualannya pun langsung meningkat hampir 300 persen.
“Setelah ada kasus di Indonesia, pesanan saya langsung melonjak. Terutama untuk minuman jahe rempah celup dan temulawak celup. Peningkatannya 300 persen, kalau biasanya sehari kita habis 50 box, sekarang bisa sampai 150 box. Kami kewalahan,” kata Heru, Jumat, 6 Maret 2020.
Permintaan tersebut, imbuh Heru, datang dari berbagai daerah, seperti Surabaya, Jogjakarta, Batam, Tuban, dan Jember. "Pesanan kami juga datang dari Singapura, Afrika, dan Turki," kata Heru.
Di rumahnya, Heru memproduksi berbagai minuman sari rempah yang dapat menjaga stamina tubuh tetap fit. Misalnya temulawak celup, jahe rempah celup, minuman temulawak, sirup temulawak, ekstrak temulawak, dan yang terbaru olahan jahe, kunyit, dan serai (jakuser).
Hal yang sama juga dirasakan Arif Indaka, produsen ekstrak minuman sari rempah “Juwahir”. Dia membuat ekstrak berbagai minuman sari rempah, seperti temulawak rempah, wedang secang, dan kunyit asem.
“Saat ini, pesanan kami naik hampir 500 persen. Baik yang lewat online shop maupun yang dijual di pusat oleh-oleh di Banyuwangi,” kata Arif.