TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang memprediksi kinerja ekspor Indonesia ke Cina pada 2020 akan tersungkur lantaran tergerus virus corona atau Covid-19. Untuk mengantisipasi terpuruknya penerimaan devisa akibat melemahnya ekspor, Agus menyatakan pemerintah perlu membidik pasar lain di luar Cina.
"Solusi dalam jangka pendek, kita mesti melakukan diplomasi perdagangan agar dapat meningkatkan ekspor produk-produk industri Indonesia ke negara atau pasar alternatif," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta pada Rabu, 4 Maret 2020.
Sebagai upaya menggairahkan ekspansi ekspor, Agus menyebut ada empat paket kebijakan ekonomi yang sedang disiapkan oleh pemerintah. Salah satu kebijakan dalam paket itu memuat aturan pelonggaran izin ekspor. Menurut Agus, upaya ini merupakan skenario jangka pendek.
Adapun dalam jangka menengah dan panjang, pemerintah akan menyiapkan produk substitusi impor untuk golongan barang konsumsi. Harapannya, pada masa mendatang, industri tak akan mengalami penurunan produksi akibat kelangkaan bahan baku.
Ditemui di tempat yang sama, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan Indonesia tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah negara tujuan ekspor yang potensial di luar Cina. Dari beberapa negara yang yang dilirik, Jerry mengatakan Indonesia tertarik melakukan ekspansi ekspor ke Arfika dan Turki.
"Kebetulan saya akan ke salah satu negara Afrika satu bulan ke depan untuk memfinalisasi perjanjian Cepa (Comprehensive Economic Partnership Agreement)," ujar Jerry.
Negara yang ia maksud adalah Tunisia. Namun, Jerry belum mendetailkan jenis potensi ekspor komoditas atau barang yang tertarik diserap oleh negara tersebut.
Selain ke Afrika, Indonesia akan memperluas kerja sama ekspor dengan Turki. Menurut Jerry, pihaknya akan bertemu dengan Menteri Perdagangan setempat untuk membicarakan kesepakatan dagang lebih jauh.