TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak jatuh selama lima hari berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Akibatnya, harga minyak pada Jumat 28 Februari 2020 ini mencetak rekor terendah dalam setahun terakhir.
Anjloknya harga minyak dunia ini dipicu oleh laporan baru kasus Virus Corona di luar Cina. Laporan ini mendorong kekhawatiran investor bahwa wabah yang menyebar cepat dapat memperlambat ekonomi global.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April, turun 1,25 dolar AS atau 2,3 persen, menjadi menetap di 52,18 dolar AS per barel. Brent mencapai terendah sesi di 50,97 dolar AS per barel, yang merupakan tingkat terendah sejak Desember 2018.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, merosot 1,64 dolar AS atau 3,4 persen, menjadi ditutup di 47,09 dolar AS per barel. Ini merupakan level harga minyak WTI terendah sejak Januari 2019. WTI sempat diperdagangkan pada 45,88 dolar AS per barel pada titik terendahnya di hari tersebut.
"Minyak terjun bebas karena besarnya upaya karantina global akan memberikan penghancuran permintaan parah untuk beberapa kuartal berikutnya," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, Jumat.
Baca Juga: