TEMPO.CO, Jakarta - Ruang kerja bersama atau co-working space diprediksi berkembang pesat tahun ini. Peluang bagi pelaku usaha untuk melakukan ekspasi semakin besar.
Co-Founder Code Margonda, Didi Diarsa, menuturkan kebutuhan co-working place terus meningkat, terutama untuk perusahaan. Tingkat okupansi ruang kerja yang ia buka di Depok kini selalu penuh. "Permintaannya bisa sampai dua kali lipat," kata dia kepada Tempo, Ahad 9 Februari 2020.
Tingginya permintaan membuat Didi berencana melakukan ekspansi, khususnya di Depok. Namun dia tak hanya fokus pada ruang kantor untuk perusahaan melainkan mengincar kerja sama instansi pendidikan tinggi. Ruangan tersebut akan dimanfaatkan sebagai tempat transfer ilmu seperti inkubator, namun khusus bagi mereka yang siap memasuki pasar.
Menurut Didi, kerja sama membangun ruang kerja yang disebut akselator tersebut telah dilirik beberapa universitas, termasuk Universitas Indonesia di Depok. "Universitas Diponegoro di Semarang, Universitas Padjajaran di Bandung, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya juga menyatakan tertarik," katanya.
Managing Director WeWork Southeast Asia & Korea, Turochas Fuad, menyatakan perkembangan dinamis industri start ups di Indonesia menjadi salah satu kunci ekspansi. Industri tersebut didorong banyaknya pemuda di Indonesia serta didukung pemerintah. "Kami melihat banyak kesempatan bagi WeWork untuk menjembatani kesenjangan lokal untuk menciptakan lingkungan yang ideal untuk startups belajar dan berkembang," kata dia.
Turochas menargetkan membuka ruang kerja bersama di lebih dari 1.000 lokasi dan 1 juta meja pada paruh kedua 2020. Saat ini, Wework telah memiliki 625 lokasi global di lebih dari 125 kota.
Lembaga konsultan properti, Jones Lang LaSalle (JLL), mencatat perusahaan berbasis teknologi dan co-working space menyerap sekitar separuh dari total penyerapan ruang sewa perkantoran selama tahun 2019 di kawasan Central Business District (CBD). "Total penyerapannya sepanjang tahun lalu sebanyak 200 meter persegi," kata Head of Research JLL James Taylor dalam laporan yang bertajuk Jakarta Property Market Update Four Quarter 2019.