Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Transaksi Perusahaan Sekuritas Januari 2020 Turun

Reporter

Ilustrasi Indeks saham. REUTERS/Issei Kato
Ilustrasi Indeks saham. REUTERS/Issei Kato
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Minimnya sentimen yang menggairahkan pasar turut berperan dalam turunnya kinerja transaksi perusahaan sekuritassepanjang Januari 2020. Hal serupa pun diperkirakan akan tetap terjadi memasuki Februari.

Head of Marketing & Retail PT Indo Premier Sekuritas Paramita Sari, kinerja transaksi perseroan diakui mengalami penurunan. Data dari Bloomberg menunjukkan, total transaksi saham yang dilakukan Indo Premier hingga 31 Januari 2020 berada di angka Rp 11,7 triliun.

“Jumlahnya memang mengalami penurunan. Pada Januari 2019, nilainya (transaksi saham) mencapai Rp 16 triliun,” katanya saat dihubungi di Jakarta pada pekan ini.

Mita mengakui, merosotnya angka transaksi salah satunya disebabkan pemblokiran akun saham yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemblokiran yang bersifat masif itu turut dirasakan dampaknya pada performa transaksi perseroan. Namun, menurutnya hal ini tidak terlalu berdampak secara signifikan.

Mita mengatakan, penurunan kinerja ini dinilai lebih dipengaruhi juga oleh sentimen negatif seperti wabah Virus Corona yang sedang terjadi di Cina. Hal ini membuat kinerja saham secara keseluruhan anjlok yang semakin menurunkan kepercayaan investor terhadap pasar saham.

“Dampak kedua hal itu secara langsung dan tidak langsung pasti ada dan pasti dirasakan oleh hampir seluruh perusahaan sekuritas. Akibatnya, saat ini investor masih cenderung wait and see. Kondisi ini tidak hanya terjadi di saham saja, tetapi juga di fund market,” katanya.

Meski demikian, Mita cukup optimistis total transaksi saham dapat mengalami peningkatan pada Februari 2020. Guna mencapai perolehan yang lebih besar, Mita mengatakan perseroan akan memfokuskan transaksi pada investor-investor ritel.

Menurutnya, pada tiga bulan pertama setiap tahun, transaksi investor ritel menunjukkan tren yang cukup tinggi. Hal tersebut karena investor ritel tidak terlalu terpengaruh terhadap sentimen-sentimen negatif yang terjadi di luar negeri.

“Jumlah nasabah ritel akan kami tingkatkan pada Februari 2020. Perseroan cukup optimistis transaksi saham dapat menyamai dan bahkan melewati perolehan pada Februari 2019 yang berada di kisaran Rp 10 triliun,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal serupa juga diungkapkan oleh Direktur PT Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli. Menurutnya, seluruh perusahaan efek pasti terkena dampak dari masalah dari dalam negeri seperti kasus Jiwasraya dan sentimen negatif dari luar di antaranya adalah wabah Virus Corona.

“Pemblokiran akun saham juga diperkirakan turut mempengaruhi kinerja perusahaan efek meskipun dampaknya saya rasa tidak terlalu besar,” ungkapnya.

Kerry melanjutkan, kinerja serupa akan berlanjut pada Februari 2020. Total transaksi saham yang dilakukan perusahaan efek diperkirakan stagnan karena minimnya sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri.

Minimnya sentimen positif tersebut, lanjutnya, dinilai akan menambah kelesuan pasar dan investor. Kenaikan jumlah transaksi saham menurutnya akan bergantung pada kebijakan-kebijakan yang nantinya dilakukan pemerintah seperti penurunan suku bunga.

“Saat ini dorongan untuk berinvestasi masih terbilang minim. Orang-orang lebih memilih memegang uang tunai sebagai tindakan antisipatif,” katanya.

Data yang dilansir dari Bloomberg mencatat, hingga 31 Januari 2020, PT Sinarmas Sekuritas mencatatkan total transaksi saham sebesar Rp6,73 triliun.

BISNIS

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Kuartal I 2023, Aset Industri Asuransi Jiwa Rp 611,52 T

3 hari lalu

Ilustrasi Asuransi Jiwa. shutterstock.com
Kuartal I 2023, Aset Industri Asuransi Jiwa Rp 611,52 T

Aset industri asuransi jiwa sedikit mengalami penurunan sebesar 0,9 persen (year-on-year/yoy).


Belum Ada Vaksin, Calon Haji Diminta Waspadai MERS-CoV

3 hari lalu

Jamaah calon haji berusia lanjut kloter pertama embarkasi Aceh menerima obat dari petugas setelah pemeriksaan kesehatan di Asrama Haji Banda Aceh, Aceh, Selasa 23 Mei 2023. Pada musim haji 2023, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag mengangkat tema
Belum Ada Vaksin, Calon Haji Diminta Waspadai MERS-CoV

Jemaah calon haji Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci pada 2023 diminta untuk menerapkan PHBS dalam upaya menghindari MERS-CoV.


Satu Lagi Kemungkinan Long Covid adalah Face Blindness, Tak Bisa Mengingat Wajah

5 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Satu Lagi Kemungkinan Long Covid adalah Face Blindness, Tak Bisa Mengingat Wajah

Satu kasus long Covid ini mencuat dari sebuah hasil studi yang dipublikasi dalam jurnal Cortex pada Maret lalu.


Lama Isolasi yang Dianjurkan buat Pasien Covid-19 di Masa Akhir Pandemi

7 hari lalu

Ilustrasi ruang isolasi Covid-19. ANTARA/M Risyal Hidayat
Lama Isolasi yang Dianjurkan buat Pasien Covid-19 di Masa Akhir Pandemi

Para pakar mengatakan orang harus tetap melakukan isolasi diri saat dinyatakan positif COVID-19 meski pandemi sudah dinyatakan berakhir.


Alasan Kemenkes Imbau Jemaah Haji Waspada Penularan MERS-CoV

14 hari lalu

Jemaah haji melakukan sujud syukur setibanya di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu, 17 Juli 2022. Sebanyak 450 jemaah haji kloter pertama asal Tuban kembali ke Tanah Air setelah menunaikan ibadah haji. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Alasan Kemenkes Imbau Jemaah Haji Waspada Penularan MERS-CoV

Kemenkes meminta jemaah haji Indonesia untuk mewaspadai penularan Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus atau MERS-CoV. Ini alasannya.


Jepang Setarakan Covid-19 dengan Flu Biasa

30 hari lalu

Seorang wanita mengenakan masker pelindung berjalan di jalan di tengah hujan salju, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang 6 Januari 2022. REUTERS/Issei Kato
Jepang Setarakan Covid-19 dengan Flu Biasa

Jepang secara resmi menurunkan status Covid-19 ke tingkat yang setara dengan flu musiman mulai 8 Mei 2023.


IFG Bukukan Laba Bersih Tahun 2022 Rp 4 Triliun

43 hari lalu

Indonesia Financial Group. ifg.id
IFG Bukukan Laba Bersih Tahun 2022 Rp 4 Triliun

Holding BUMN di bidang asuransi, penjaminan, dan investasi Indonesia Financial Group (IFG) genap berusia tiga tahun pada Maret 2023. IFG menyebut laba bersihnya pada 2022 mencapai Rp 40 triliun (unaudited).


Gelombang Covid-19 Kembali Hantui Asia, Angka Kasus Naik Lagi

44 hari lalu

Sejumlah alat kesehatan yang sudah tidak digunakan di Rumah Sakit Darurat COVID (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat 31 Maret 2023. RSDC Wisma Atlet Kemayoran resmi ditutup pada Jumat (31/3/2023), setelah pertama kali merawat pasien Covid-19 pada 23 Maret 2020. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Gelombang Covid-19 Kembali Hantui Asia, Angka Kasus Naik Lagi

Indonesia dan Singapura mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir.


Migrasi Polis Jiwasraya ke IFG Life Ditargetkan Tuntas sebelum 2023

44 hari lalu

IFG Life. IFG
Migrasi Polis Jiwasraya ke IFG Life Ditargetkan Tuntas sebelum 2023

Hingga Maret 2023, risk based capital IFG Life adalah 127,9 persen.


Cina Meradang Dituduh WHO Sembunyikan Data Asal-usul Covid: Tidak Sopan

48 hari lalu

Orang-orang memakai pelindung wajah memasuki Stasiun Kereta Api Beijing saat kesibukan perjalanan Festival Musim Semi tahunan dimulai, di tengah penyakit virus corona, menjelang Tahun Baru Imlek, di Beijing, China, 7 Januari 2023. REUTERS/Tingshu Wang
Cina Meradang Dituduh WHO Sembunyikan Data Asal-usul Covid: Tidak Sopan

WHO menyebut Cina sengaja menyembunyikan data Covid-19. Tuduhan itu membuat Cina meradang.